periskop.id - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar resmi menonaktifkan Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, dari keanggotaan DPR RI. Keputusan ini ditandatangani oleh Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, bersama Sekretaris Jenderal Muhammad Sarmuji di Jakarta pada Minggu, (31/8).
“Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar secara resmi menonaktifkan saudara Adies Kadir sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, terhitung sejak Senin, 1 September 2025,” ujar Sarmuji dikutip dari Antara.
Sarmuji menjelaskan, langkah tersebut diambil dengan mempertimbangkan dinamika yang berkembang di tengah masyarakat.
“Aspirasi rakyat tetap menjadi acuan utama perjuangan Partai Golkar. Seluruh kiprah partai sesungguhnya merupakan kristalisasi dari semangat kerakyatan yang berlandaskan pada cita-cita nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,” katanya.
Ia menambahkan, Golkar turut berbelasungkawa atas meninggalnya warga negara Indonesia dalam sejumlah peristiwa belakangan ini, khususnya mereka yang gugur saat menyuarakan aspirasi.
Menurutnya, keputusan menonaktifkan Adies Kadir juga dimaksudkan untuk memperkuat disiplin dan etika di internal fraksi.
Latar belakang keputusan ini tak lepas dari gelombang aksi unjuk rasa yang terjadi di Jakarta. Pada 25 Agustus 2025, massa berkumpul di depan gerbang utama DPR RI untuk menolak tunjangan anggota dewan. Aksi serupa kembali berlangsung pada 28 Agustus 2025.
Namun, pada malam 28 Agustus, situasi memanas di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat. Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek daring, tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob Polri di tengah bentrokan antara demonstran dan aparat.
Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Abdul Karim, menyebut ada tujuh anggota Brimob yang diduga berada di dalam kendaraan tersebut dan kini tengah diperiksa. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, bahkan merilis nama-nama mereka, yakni Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baraka Jana Edi, Baraka Yohanes David, Bripka Rohmat, dan Kompol Cosmas Kaju.
Insiden ini memicu aksi lanjutan di depan Mako Brimob, Kwitang, yang diikuti ratusan warga dan rekan sesama pengemudi ojek daring.
Tinggalkan Komentar
Komentar