periskop.id - Kinerja pasar modal Indonesia belakangan menunjukkan optimisme baru. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kian menguat disebut mencerminkan kepercayaan pelaku pasar terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menuturkan, sejak Purbaya Yudhi Sadewa diangkat menjadi Menteri Keuangan, IHSG tercatat enam kali menembus rekor tertinggi (all time high/ATH).

“Dan yang menarik adalah ketika Pak Purbaya diangkat menjadi Menteri Keuangan. Ternyata waktu beliau menjadi Menteri Keuangan, kita enam kali all time high,” kata Iman dalam acara Investortrust Economic Outlook di Jakarta, Rabu (5/11).

Iman menyebut, sebelum Purbaya menjabat, dari Januari sampai September hanya ada satu kali rekor tertinggi. Menurutnya, hal ini menunjukkan pasar menyambut positif kebijakan pemerintah yang bersifat mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Sementara dari Januari sampai dengan September hanya satu kali all time high. Ini menarik, jadi fenomena ternyata orang suka yang pro-growth, ya,” jelasnya.

Dari sisi investor asing, kata Iman, secara keseluruhan (year to date) terjadi penjualan bersih (net sale) sebesar Rp41,8 triliun. Artinya, lebih banyak investor asing yang menjual saham Indonesia dibanding yang membeli.

Namun, ada tanda perbaikan karena bulan sebelumnya investor asing justru melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp12,9 triliun. Jadi, meskipun secara total masih negatif, aktivitas transaksi asing mulai meningkat kembali.

“Dari dua tahun lalu sudah menjadi 23 ribu investor. Secara aset juga meningkat. Jadi kita lihat bahwa tidak hanya bicara result, bahwa sekarang ini net sale-nya asing Rp41 triliun, tetapi ternyata mereka buy and sell,” terangnya.

Ia pun membantah anggapan bahwa investor asing telah meninggalkan Indonesia, karena faktanya mereka tetap aktif bertransaksi, hanya saja posisi jual lebih besar daripada beli.

“Jadi saya agak skeptis, ya, ketika orang bicara bahwa Indonesia tidak lagi menjadi pembicaraan bagi investor asing. Enggak, ternyata Indonesia tetap jadi pilihan. Benar, secara asing kita masih net sale, tapi in between mereka masih melakukan transaksi,” tutupnya.