Periskop.id - Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, merupakan salah satu infrastruktur energi paling strategis di Indonesia. Kilang ini tidak hanya berperan penting dalam rantai pasok energi nasional, tetapi juga menyimpan sejarah lokal yang kental. Dengan tingkat kompleksitas tinggi, Kilang Dumai menjadi penopang utama kebutuhan energi, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan sebagian Kalimantan, dilansir dari berbagai sumber.
Sejarah dan Nilai Strategis
Kilang Pertamina RU II Dumai terdiri dari dua unit yang beroperasi di lokasi terpisah: Kilang Dumai dan Kilang Sungai Pakning, keduanya berada di Provinsi Riau.
- Kilang Sungai Pakning: Merupakan kilang pertama yang konstruksinya dimulai pada tahun 1968 oleh Kontraktor Refican Ltd. dan mulai berproduksi pada Desember 1969 dengan kapasitas awal 25.000 barel per hari (BPH). Setelah dialihkan sepenuhnya ke Pertamina pada September 1975, kapasitasnya ditingkatkan bertahap hingga mencapai desain penuh 50.000 BPH pada tahun 1982.
- Kilang Dumai: Konstruksinya dimulai pada tahun 1981 sebagai perluasan (New Plant atau Hydrocracker Complex) dari kilang lama (Existing Plant). Kilang ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 16 Februari 1984.
Kilang Dumai bernilai sangat strategis karena berkontribusi memasok 16% kebutuhan energi nasional. Secara historis, Kilang Dumai dikenal masyarakat lokal dengan sebutan “Kilang Minyak Putri Tujuh” karena di dalamnya terdapat Pesanggrahan Putri Tujuh yang merupakan bagian dari legenda asal-usul Kota Dumai.
Kapasitas dan Kompleksitas Pengolahan
Saat ini, Kilang Dumai diakui sebagai Kilang Pengolahan Minyak terbesar ketiga di Indonesia dengan tingkat kompleksitas (NCI) sebesar 7.5, yang tergolong tinggi.
Kilang ini memiliki kapasitas total sebesar 170 MBPOD (Million Barrels Per Day atau 170.000 barrel per hari), setara dengan sekitar 20.230.000 liter per hari.
Kilang minyak UP II Dumai terdiri atas:
- Kilang Lama (Existing Plant): Mencakup 3 unit proses utama, yaitu Topping Unit/Crude Distilling Unit (CDU), Naptha Rerun Unit (NRU), dan Hydrobon Platforming Unit (Platforming I).
- Kilang Baru (New Plant / Hydrocracker Complex): Mencakup 11 unit proses produksi, seperti High Vacuum Unit (HVU), Delayed Coking Unit (DCU), Hydrocracking Unit (HCU), hingga Destillate Hydrotreating Unit (DHDtU).
Selain 14 unit proses produksi pengolahan tersebut, Kilang UP II Dumai juga didukung oleh dua unit penunjang produksi, yakni Instalasi Tanki dan Pengapalan (ITP) serta Utilities Unit.
Output Produk yang Dihasilkan
Kilang Pertamina UP II (Dumai dan Sungai Pakning) menghasilkan berbagai produk energi yang vital bagi masyarakat:
Kategori Produk | Jenis Produk |
---|---|
Bahan bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK) | Solar, Avtur (Aviation Turbine Fuel), Pertalite, Pertadex, Minyak Diesel, Minyak Bakar, dan Minyak Tanah. |
Non BBM | LPG (Liquid Petroleum Gas), Solvent, Green Coke, MFO-LS, LSFO, UCO, NBF, dan Smooth Fluid. |
Tinggalkan Komentar
Komentar