Periskop.id - Digitalisasi yang sudah merasuk ke berbagai sendi kehidupan manusia tentu tak hanya membawa pengaruh positif, tetapi juga berbagai hal yang tak diperlukan bagi tubuh dan mental.

Merespons hal-hal negatif ini, kita bisa memilih sebuah proses yang kini umum dikenal sebagai digital detox. 

Digital detox adalah proses secara sadar mengurangi atau menjeda penggunaan perangkat digital seperti smartphone, sosial media, laptop untuk memberi ruang bagi tubuh dan pikiran agar beristirahat dari aliran notifikasi dan informasi tanpa henti.

Istilah ini bukan berarti harus sepenuhnya menjauh dari teknologi, melainkan mengelola ulang hubungan kita dengan teknologi agar teknologi menjadi alat, bukan penguasa hidup.

Mengapa Penting untuk Gaya Hidup Seimbang?

Kita hidup di zaman di mana waktu ‘offline’ semakin berkurang. Gadget menjadi bagian dari pekerjaan, sosial, hiburan jarak antara ‘nyala’ dan ‘mati’ layar semakin tipis. Tanpa disadari, hal itu bisa mengganggu keseimbangan fisik, mental, dan emosional.

Penelitian yang berjudul “Associations between screen time and lower psychological well-being among children and adolescents: Evidence from a population-based study” yang diterbitkan dalam jurnal Preventive Medicine Reports (2018) menyatakan bahwa penggunaan layar yang tinggi dikaitkan dengan penurunan kesejahteraan psikologis, seperti kurangnya rasa ingin tahu, kontrol diri yang melemah, dan distraksi lebih besar terutama pada usia 2–17 tahun. 

Selain itu, waktu layar yang tinggi juga berkorelasi dengan gangguan tidur, gejala depresi dan kecemasan. 

Selanjutnya, sebuah studi berjudul “Smartphone screen time reduction improves mental health: a randomized controlled trial” menunjukkan bahwa pengurangan screen time selama beberapa minggu dapat menurunkan gejala depresi, memperbaiki kualitas tidur, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Dengan demikian, melakukan digital detox menjadi langkah strategis dalam mengembalikan keseimbangan hidup, bukan sekadar ‘puasa gadget’.

Manfaat Digital Detox 

Melakukan digital detox bukan sekadar menghindari gadget. Lebih dari itu, ini adalah bentuk investasi pada kesejahteraan diri dan memberi kesempatan bagi pikiran, tubuh, dan jiwa untuk bernapas dari hiruk pikuk dunia digital.

Berikut beberapa manfaat utama digital detox yang bisa membantu kamu menemukan kembali keseimbangan dalam hidup:

Menjernihkan Pikiran dan Meningkatkan Fokus

Dilansir dari NKC Health, dengan mengurangi distraksi digital, otak mendapat ruang untuk istirahat dan memproses informasi secara alami. Hal ini meningkatkan kemampuan fokus dan mengurangi kelelahan mental. 

Koneksi yang Lebih Nyata

Kita kembali membuka ruang untuk interaksi tatap muka, hadir secara penuh dalam momen, dan memperkuat hubungan sosial, elemen penting dari gaya hidup seimbang. 

Tidur Lebih Berkualitas

Berdasarkan WebMD, layar mengeluarkan cahaya biru yang bisa mengganggu produksi hormon melatonin yang mengatur siklus tidur. Dengan mengurangi penggunaan perangkat digital terutama sebelum tidur, kualitas dan durasi tidur bisa membaik. 

Refleksi Diri dan Kesadaran (Self-Awareness)

Jeda digital memberi waktu untuk introspeksi — memahami apa yang sebenarnya penting, memprioritaskan kegiatan yang memberi makna, bukan sekadar scrolling tanpa akhir.

Langkah Praktis Memulai Digital Detox

Memulai digital detox tidak harus ekstrem atau langsung memutus hubungan sepenuhnya dari dunia digital. Justru, keberhasilannya terletak pada kemampuan kita menyeimbangkan kapan harus ‘online’ dan kapan perlu ‘diam sejenak’.

Berikut beberapa langkah sedeh yang bisa kamu coba untuk membangun gaya hidup digital yang lebih sehat:

Tentukan Durasi Jeda

Mulai dari yang realistis misalnya satu jam setelah bangun, atau satu hari dalam seminggu tanpa media sosial. Konsistensi lebih penting daripada durasi ekstrem di awal.

Matikan Notifikasi yang Tidak Penting

Notifikasi yang terus muncul memecah fokus. Non-aktifkan aplikasi yang tidak esensial sehingga kamu yang mengontrol gadget, bukan sebaliknya.

Ganti Waktu Online dengan Aktivitas Nyata

Isi waktu bebas dengan membaca buku, berjalan di alam, berolahraga ringan, atau mengobrol langsung dengan seseorang. Aktivitas ini mendukung gaya hidup seimbang.

Tetapkan Zona Bebas Teknologi

Misalnya meja makan, kamar tidur, atau satu jam sebelum tidur jadikan tempat atau waktu ini ‘zona offline’.

Digital detox tidak hanya satu kali melainkan bagian dari ritual rutin dalam gaya hidup seimbang. Hubungkan dengan kebiasaan lain seperti olahraga ringan, tidur cukup, mindfulness, dan hubungan sosial yang positif. Sehingga teknologi tetap menjadi alat yang mendukung, bukan mendominasi.

Melakukan digital detox bukan berarti menolak teknologi. Sebaliknya, ini adalah langkah proaktif untuk mengambil kembali kendali atas hidup kita agar hidup tidak diatur oleh layar, tapi oleh pilihan sadar kita. Dengan jeda digital yang konsisten dan strategi yang tepat, kita bisa menuju gaya hidup yang lebih seimbang, bermakna, dan bahagia.