periskop.id - Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Cs-137) memastikan produk makanan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) aman dan tidak terkontaminasi Cs-137. Perlu diketahui, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) sempat masuk dalam daftar 22 perusahaan yang diduga mengalami paparan radiasi Cesium-137 (Cs-137).

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menegaskan proses dekontaminasi di pabrik Charoen Pokphand Indonesia telah rampung sepenuhnya. Dengan demikian, fasilitas tersebut kini dinyatakan bersih dari paparan radiasi dan aman untuk beroperasi.

“Saya tegaskan bahwa pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia itu juga sudah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clear and clean,” kata Bara dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (12/11).

Bara mengatakan pihaknya sudah menyampaikan pemberitahuan kepada pemilik fasilitas industri tersebut untuk bisa kembali beraktivitas secara normal, termasuk PT Charoen Pokphand Indonesia.

“Oleh karena itu kami tegaskan bahwa produk yang mereka hasilkan dinyatakan aman, termasuk produk makanan yang dihasilkan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Kementan, I Ketut Wirata, menjelaskan saat mengetahui bahwa perusahaan tersebut terindikasi Cs-137, pihaknya sempat menghentikan sementara kegiatan produksinya. Hal itu dilakukan karena di lokasi pabrik terdapat rumah potong unggas dan unit pengolahan makanan.

“Sebenarnya dari Charoen Pokphand sendiri, kami sudah mendapatkan informasi juga pemberitahuan resmi bahwa sebelumnya sempat dihentikan untuk produksi di sana karena di sana ada rumah potong hewan unggas juga dan unit pengolahan pangan,” jelas I Ketut Wirata.

Setelah itu, pihaknya melakukan pengambilan sampel, baik dari produk maupun lingkungan di sekitar pabrik. Sampel-sampel tersebut kemudian diuji oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggunakan metode spektrometri gamma, yaitu alat untuk mendeteksi adanya zat radioaktif.

“Itu hasilnya menyatakan bahwa seluruh sampel itu tidak terdeteksi atau tidak ada paparan radioaktif, termasuk isotop cesium-137. Sehingga dipastikan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi,” tutup dia.