periskop.id - Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan komitmennya untuk menyediakan data ekonomi berkualitas tinggi yang mencerminkan tren terkini, termasuk pertumbuhan ekonomi kreatif dan ekonomi hijau. Data ini menjadi dasar penting bagi perencanaan pembangunan ekonomi di tingkat nasional maupun daerah.

Dalam rangka persiapan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026), BPS berupaya menghadirkan gambaran paling komprehensif tentang struktur usaha dan aktivitas ekonomi yang berkembang setiap tahun. Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti menyebut SE2026 juga menjadi momentum untuk melakukan rebasing PDB, memperbaiki kerangka data nasional, dan menyajikan berbagai analisis mendalam.

Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan sensus, BPS telah berkoordinasi dengan kementerian, pemerintah daerah, dan asosiasi pelaku usaha. 

“Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jangkauan informasi, mempermudah mobilisasi petugas, serta meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya data sensus bagi dunia usaha, sehingga berdampak positif pada tingkat respons dalam SE2026,” ujar Amalia dalam keterangan tertulis, Senin (17/11).

Inovasi utama SE2026 adalah pemanfaatan teknologi digital dan Generative Artificial Intelligence (Gen AI). Petugas sensus kini tidak lagi menggunakan kuesioner kertas, melainkan tablet yang terhubung langsung ke sistem pusat yang aman. Aplikasi sensus digital ini memiliki fitur validasi otomatis untuk meminimalkan kesalahan input dan memungkinkan pemeriksaan data secara real-time.

“Data yang dikirim ke server pusat dapat langsung dianalisis untuk mendeteksi anomali atau inkonsistensi, sehingga proses pengolahan lebih cepat dan kualitas data tetap terjaga,” tambah Amalia.

Selain itu, BPS menyediakan fasilitas self-enumeration bagi skala besar, memungkinkan responden mengisi data