periskop.id - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melaporkan capaian penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor UMKM telah mendekati target tahun berjalan. Dari total plafon yang ditetapkan sebesar Rp286 triliun, penyaluran KUR sudah mencapai Rp238 triliun, atau sekitar 83% dari target.

"Dari target yang sudah ditentukan Rp286 triliun, alhamdulillah sudah tersalurkan sebesar Rp238 triliun, jadi sekitar 83%," kata Maman kepada media di Jakarta, Senin (17/11).

Untuk debitur baru, hingga saat ini realisasinya sudah mencapai 96%, yakni sekitar 2,25 juta debitur dari target sebesar 2,34 juta. Sedangkan kinerja debitur graduasi, yaitu pelaku usaha yang naik kelas dari mikro ke kecil atau dari kecil ke menengah, justru melampaui target. Dari target 1,2 juta debitur, realisasinya mencapai 1,3 juta atau 112%.

"Alhamdulillah debitur graduasi melebihi target sebanyak 112%, yaitu sekitar 1,3 juta," tuturnya.

Kinerja positif juga terlihat pada komposisi penyaluran KUR ke sektor produksi. Dari total plafon, pemerintah menetapkan minimal 60% harus disalurkan ke sektor produktif. Untuk pertama kalinya sejak program KUR berjalan, target tersebut berhasil tercapai, bahkan sedikit melampaui, yaitu 60,7%.

Menurutnya, angka ini jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah mencapai 60%. Pihaknya optimistis hingga akhir Desember realisasinya bisa meningkat menjadi 61%.

"Ini kan dari tahun 2020 gak pernah sampai di 60%, 2021, 2022, 2023. Nah ini alhamdulillah di 2025 kita 60,7%. Insyaallah di akhir Desember kita tercapai di 61 persen, akan naik lagi di 61%,” jelasnya.

Dari sisi dampak ekonomi, Maman menyebut penyaluran KUR tahun ini diperkirakan berpotensi menciptakan 8–11 juta lapangan kerja. Namun pemerintah mengakui masih ada tantangan karena sebagian besar tenaga kerja UMKM masih berada di sektor informal.

"Namun memang saya harus akui, masih ada tantangan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM ini, rata-rata masih sektor informal," tutup Maman.