periskop.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 tetap kuat, didorong oleh permintaan domestik dan ekspor yang meningkat, khususnya di sektor industri pengolahan. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menyebut sektor makanan dan minuman menjadi salah satu motor utama pertumbuhan.

"Pertumbuhan sektor industri pengolahan utamanya ditopang oleh meningkatnya permintaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ujar Edy dalam rilis BPS, Rabu (5/11).

Secara rinci, industri makanan dan minuman mencatat pertumbuhan 6,48% pada kuartal I 2025. Lonjakan ini didorong oleh peningkatan produksi crude palm oil (CPO) dan turunannya, yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri makanan. Kinerja ini menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap kuat, sementara ekspor CPO dan produk olahannya semakin meningkat di pasar internasional.

Selain itu, industri logam dasar juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 18,62%, sedangkan industri kimia, farmasi, dan obat tradisional turut menopang ekspansi sektor pengolahan. Namun, fokus utama pertumbuhan ekonomi tetap berada di sektor makanan dan minuman, seiring meningkatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor ke pasar global.

Dari sisi wilayah, Bali dan Nusa Tenggara menjadi kontributor utama pertumbuhan industri pengolahan, akomodasi, dan makan-minum, dengan Bali mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 2,77%.

Di Kalimantan, pertumbuhan ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian, sementara Sulawesi menunjukkan kontribusi serupa di bidang pengolahan dan perdagangan. Wilayah Maluku dan Papua juga mencatat pertumbuhan positif, dengan Maluku Utara memimpin pertumbuhan regional sebesar 5,70%.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 ditopang oleh sektor industri pengolahan, diikuti perdagangan, informasi dan komunikasi, serta pertanian. Dari sisi pengeluaran, ekspor, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan konsumsi rumah tangga menjadi faktor utama yang mendorong laju ekonomi.

Fokus pada industri makanan dan minuman menunjukkan bagaimana kombinasi permintaan domestik yang stabil dan ekspor yang meningkat dapat menjadi motor pertumbuhan. Kondisi ini menegaskan pentingnya memperkuat sektor pengolahan sebagai pendorong ekonomi nasional, sekaligus mendukung penciptaan lapangan kerja dan investasi jangka panjang.