Periskop.id - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara terbuka mengakui bahwa negaranya menghadapi isolasi yang kian meluas di panggung global. Ia menyalahkan situasi ini pada imigrasi Muslim ke negara-negara Barat dan dugaan operasi media oleh Tiongkok serta Qatar. Pernyataan ini disampaikan Netanyahu dalam sebuah konferensi kementerian keuangan di Yerusalem pada Senin (15/9).

"Israel berada dalam semacam isolasi," kata Netanyahu, seperti dilansir Middle East Eye, Selasa (16/9).

Pengakuan langka ini muncul setelah genosida Israel di Gaza memicu seruan dari berbagai negara Eropa untuk memberlakukan embargo senjata dan sanksi ekonomi. Menanggapi situasi ini, Netanyahu mengklaim bahwa isolasi dipicu oleh imigrasi tak terbatas ke negara-negara Eropa Barat oleh minoritas Muslim.

"Mereka memang belum mayoritas, tetapi minoritas yang signifikan, sangat vokal, dan agresif yang menekan pemerintah. Hal-hal ini memengaruhi para pemimpin," ujarnya.

Ia juga menuding dugaan upaya negara seperti Qatar dan Tiongkok untuk mempengaruhi media Barat dengan agenda anti-Israel, menggunakan bot, kecerdasan buatan, dan iklan. Netanyahu mencontohkan TikTok sebagai salah satu platform yang digunakan.

Seruan untuk Mandiri dalam Industri Senjata

Akibat isolasi yang diakui ini, Netanyahu mengatakan Israel perlu mengurangi ketergantungan pada perdagangan internasional. Ia menyerukan agar Israel memperkuat industri senjatanya sendiri.

"Saya percaya pada pasar bebas, tetapi bisa jadi kita akan berada dalam situasi di mana industri persenjataan kita diblokir. Kita perlu mengembangkan industri senjata di sini—bukan hanya riset dan pengembangan, tetapi juga kemampuan memproduksi apa yang kita butuhkan,” ujar Netanyahu.

Ia menekankan kebutuhan untuk pengembangan industri senjata di negeri zionis ini. 

“Kita akan menjadi Athena dan sekaligus Sparta super. Dalam beberapa tahun ke depan, kita tidak punya pilihan lain. Kita harus mampu membela diri dan tahu bagaimana menyerang musuh," tambah Netanyahu.

Kritik dari Oposisi dan Sanksi Global

Pernyataan Netanyahu memicu kecaman dari para pengkritiknya di Israel. Pemimpin oposisi, Yair Lapid, mengatakan bahwa isolasi bukanlah takdir, melainkan produk dari kebijakan Netanyahu dan pemerintahannya yang salah arah dan gagal.

Sementara itu, Ron Tomer, ketua asosiasi pengusaha manufaktur Israel, memperingatkan bahwa ketergantungan pada pasar autarki akan menjadi bencana bagi perekonomian Israel dan memengaruhi kualitas hidup setiap warganya.

Beberapa negara, termasuk Inggris, Italia, Spanyol, Kanada, Belgia, dan Belanda, telah memberlakukan embargo senjata sebagian atau penuh terhadap Israel. Selain itu, sebuah akademi pertahanan bergengsi di Inggris, Royal College of Defence Studies (RCDS), melarang penerimaan mahasiswa dari Israel, dan pemerintah Inggris juga melarang pejabat Israel hadir di pameran perdagangan senjata.

Di Spanyol, Perdana Menteri Pedro Sanchez menyerukan larangan Israel dari semua kompetisi olahraga global selama ‘barbarisme’ di Gaza terus berlanjut. Ini disusul laporan bahwa pemerintah Spanyol telah membatalkan kontrak senilai hampir €700 juta untuk peluncur roket rancangan Israel.