periskop.id - Harga minyak global turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Oktober akibat kekhawatiran kelebihan pasokan. OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, terus meningkatkan produksi, sementara produksi dari negara non-OPEC juga masih tumbuh.

"Pasar terus dibayangi oleh kelebihan pasokan yang paling diprediksi dalam sejarah, dan itu menjadi hambatan bagi harga," kata mitra Again Capital, John Kilduff, dikutip dari Reuters, Jumat (7/11).

Di sisi lain, kelemahan permintaan masih menjadi perhatian. Sepanjang tahun hingga 4 November, permintaan minyak global naik 850.000 barel per hari, di bawah perkiraan sebelumnya sebesar 900.000 bpd menurut JPMorgan dalam catatan untuk kliennya.

"Indikator frekuensi tinggi menunjukkan bahwa konsumsi minyak AS tetap rendah," tulis catatan itu, mengacu pada aktivitas perjalanan yang lemah dan pengiriman kontainer yang menurun.

Pada sesi sebelumnya, harga minyak jatuh setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak mentah AS naik 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel minggu lalu.

"Rendahnya tingkat pengolahan kilang menunjukkan permintaan minyak mentah di AS saat ini tidak kuat akibat musim pemeliharaan kilang yang signifikan. Itu secara fundamental menekan harga," kata Kilduff.

Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, memangkas tajam harga minyak mentahnya untuk pembeli Asia pada Desember, menanggapi pasokan yang berlimpah seiring OPEC+ meningkatkan produksi.

"Kami memperkirakan tekanan turun pada harga minyak akan tetap ada, mendukung prediksi kami di bawah konsensus, yakni USD 60 per barel pada akhir 2025 dan USD 50 per barel pada akhir 2026," ulas Capital Economics.

Menahan sebagian kerugian, sanksi terbaru terhadap perusahaan minyak terbesar Rusia dua minggu lalu memicu kekhawatiran gangguan pasokan, meskipun produksi dari OPEC dan sekutunya meningkat, kata para analis. Operasi Lukoil di bisnis luar negerinya mengalami kesulitan menghadapi sanksi, menurut laporan Reuters pekan ini.

"Ada sedikit dampak pada harga (dari sanksi), tapi tidak terlalu besar. Berdasarkan angka-angka, seharusnya dampaknya lebih besar, tapi pasar masih perlu diyakinkan bahwa akan ada pengaruh nyata,” kata Jorge Montepeque dari Onyx Capital Group.