periskop.id - Pengelola Tebet Eco Park di Jakarta Selatan menegur sebuah komunitas fotografi yang kedapatan melakukan pungutan liar (pungli) kepada pengunjung. Komunitas tersebut diketahui meminta biaya hingga Rp500 ribu kepada fotografer yang ingin melakukan pemotretan di area taman.
Kepala Seksi Taman Kota Tebet Eco Park, Dimas Ario Nugroho, menjelaskan pihaknya langsung mengambil langkah tegas setelah menerima laporan.
“Untuk tindak lanjutnya, kita sudah melakukan panggilan, klarifikasi dan teguran terhadap komunitas tersebut,” kata Dimas dilansir dari Antara, Senin (20/10).
Ia menambahkan, pemanggilan dilakukan bahkan sebelum kasus ini ramai diperbincangkan di media sosial. Menurutnya, pengelola berkomitmen memperkuat sosialisasi larangan pungli agar kejadian serupa tidak terulang.
“Nanti juga mensosialisasi di media sosial dan spanduk, tidak ada pungli terkait kegiatan fotografi yang bersifat nonkomersil di taman,” ujarnya.
Dimas menegaskan bahwa masyarakat bebas beraktivitas di Tebet Eco Park, termasuk melakukan pemotretan, selama tidak bersifat komersial. Aktivitas komersial yang dimaksud, jelasnya, mencakup kegiatan seperti bazar atau promosi produk bermerek, yang harus melalui izin resmi dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
“Warga dapat beraktivitas di taman, salah satunya memotret di ruang terbuka hijau tersebut secara gratis, selama tidak dalam bentuk komersial,” tegas Dimas.
Kasus ini mencuat setelah unggahan di media sosial mengeluhkan adanya pungutan Rp500 ribu oleh kelompok tertentu di Tebet Eco Park. Pengunjung yang ditegur komunitas tersebut bahkan diberi penjelasan bahwa hanya fotografer berizin yang boleh memotret di kawasan itu.
Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa Tebet Eco Park adalah ruang publik yang harus bebas dari pungli. Ia memastikan pemerintah provinsi akan segera menertibkan oknum komunitas fotografi yang mematok biaya tidak sah tersebut.
Langkah tegas ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi Tebet Eco Park sebagai ruang terbuka hijau yang inklusif, gratis, dan nyaman bagi seluruh warga.
Tinggalkan Komentar
Komentar