periskop.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa (28/10). IHSG terpantau naik 0,16% ke posisi 8.126. Namun tak lama berselang, IHSG berbalik arah ke zona merah dengan penurunan hingga 0,62%.
IHSG diperkirakan bergerak menguat terbatas pada perdagangan hari ini, setelah terkoreksi tajam pada hari sebelumnya. Tim riset PT MNC Sekuritas menyebutkan koreksi IHSG masih tertahan oleh rata-rata pergerakan (MA) 60 hari sehingga potensi penguatan kembali cukup terbuka.
Dalam skenario terbaik, indeks berpeluang melanjutkan rebound dengan area penguatan terdekat di kisaran 8.150–8.268. Ada pun level support berada di 7.967 dan 7.854, sementara resistance di 8.161 dan 8.269.
“Secara teknikal, IHSG sudah berada di akhir dari wave (ii) dari wave [iii] sehingga koreksinya relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” ulas Tim Riset MNC Sekuritas, Selasa (28/11).
Catatan saja, peluang penguatan IHSG masih terbuka selama indeks mampu bertahan di atas area support-nya, meski pelaku pasar tetap disarankan berhati-hati terhadap potensi tekanan jual lanjutan. Untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham pilihan, antara lain ASSA, GOTO, HRUM, dan TBLA.
ASSA direkomendasikan buy on weakness di level 960–1.070 dengan target 1.185–1.245. GOTO mendapat rekomendasi speculative buy di 54–55 dengan target 60–65. HRUM direkomendasikan buy on weakness di 1.025–1.075 dengan target 1.155–1.200. TBLA juga disarankan buy on weakness di 755–775 dengan target 830–845.
IHSG ditutup melemah pada level 8.117 atau terkoreksi 1.87% di perdagangan Senin (27/10). Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai pelemahan IHSG ditekan oleh koreksi mayoritas saham grup konglomerasi dan saham-saham yang berkaitan dengan MSCI.
“Hal ini, sebagai respon atas MSCI yang berencana melakukan penyesuaian metodologi perhitungan free float khusus untuk konstituen saham Indonesia, dengan masukan dibuka hingga 31 Desember 2025 dan hasil diumumkan paling lambat 30 Januari 2026,” tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas.
Jika disetujui, perubahan tersebut akan diterapkan pada review Mei 2026. Selain itu, MSCI juga akan menerapkan pembulatan baru mulai Mei 2026, dengan aturan berbeda tergantung besarnya free float: 25% dibulatkan ke 2.5% terdekat, 5–25% dibulatkan ke 0.5% terdekat, dan <5% dibulatkan ke 0.5% terdekat. Kebijakan ini akan berdampak terhadap bobot saham Indonesia dalam indeks Emerging Markets MSCI.
Masih dari dalam negeri, investor menanti realisasi laporan keuangan kuartal III 2025 dan membaiknya perekonomian domestik pada kuartal IV 2025. Sebelumnya, BBCA mencatatkan kinerja yang solid, BBNI cenderung mengalami tekanan di sisi biaya dana sehingga menekan laba, dan BMRI juga mencatatkan penurunan laba seiring dengan meningkatnya beban provisi dan beban lain-lain di kuartal III 2025.
“Secara teknikal, IHSG breaklow MA20 di level 8117 dengan kenaikan volume transaksi. Stochastic RSI juga mengalami death cross di pivot area, dengan MACD membentuk penyempitan negative slope. Sehingga, IHSG berpotensi uji level psikologis 8000 di Selasa (28/10),” ungkap Phintraco Sekuritas. Untuk saham pilihan yang bisa dicermati antara lain ADMR, BBYB, MAPA, ARTO, dan GGRM.
Sementara IHSG terkoreksi, indeks di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (27/10). Ketiga indeks utama kembali ditutup menguat pada rekor tertinggi. Faktor positif berasal dari meningkatnya optimisme pasar bahwa akan tercapai kesepakatan dagang antara AS-Tiongkok yang membantu mencegah terjadinya perang dagang. Sementara itu ekspektasi akan penurunan suku bunga The Fed pada pekan ini meningkat seiring dengan data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.
Tinggalkan Komentar
Komentar