periskop.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu 19 November 2025 diperkirakan melanjutkan pelemahan. Sebelumnya, IHSG ditutup di level 8361.93 atau turun 0.65% pada perdagangan Selasa (18/11).
Saham sektor energi mengalami koreksi terbesar, sebaliknya saham sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang menguat. Pelemahan IHSG antara lain dipengaruhi oleh koreksi indeks bursa global dan regional yang mendorong terjadinya profit taking. Selain itu pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga menjadi faktor negatif.
“Beberapa saham terkait dengan komoditas emas masih melanjutkan koreksi akibat pelemahan harga emas dan rencana penerapan bea ekspor emas sebesar 7.5%-15% di tahun 2026,” ulas TIm RIset Phintraco Sekuritas, Rabu (19/11).
Selanjutnya, investor akan menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI (19/11) yang menurut konsensus akan mempertahankan BI Rate pada level 4,75%. Secara teknikal, indikator MACD berpotensi mengalami Death Cross sedangkan Stochastic RSI telah mengalami Death Cross di area overbought. IHSG ditutup di bawah level MA5.
“Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan/pullback hingga menguji level support area di 8.300-8.325,” tulis riste yang sama. Beberapa saham pilihan yang bisa dicermati hari ini adalah TPIA, CPIN, ISAT, BBRI dan ULTJ.
Dari Inggris (19/11), akan dirilis data inflasi Oktober 2025 yang diperkirakan melambat menjadi 3.6% YoY, dari level 3.8% YoY di September 2025. Sedangkan inflasi di Euro Area diperkirakan juga sedikit melambat menjadi 2.1% YoY di Oktober 2025 dari 2.2% YoY di September 2025. Dari AS, investor akan mencermati FOMC Minutes.
Indeks di Wall Street kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/11). Tekanan jual pada saham AI terus berlanjut, menjelang dirilisnya laporan keuangan Nvidia dan data tenaga kerja AS bulan September pada pekan ini. Investor berlanjut menjual saham-saham teknologi besar di tengah kehati-hatian menjelang laporan keuangan kuartalan Nvidia di Rabu (19/11).
“Perusahaan ini telah memimpin penguatan saham AI selama tiga tahun terakhir, dengan pertanyaan seputar valuasi saham ini telah muncul dalam beberapa bulan terakhir,” ungkap riset Phintraco Sekuritas.
Saham-saham teknologi yang lebih luas juga turun di tengah meningkatnya keraguan atas prospek jangka panjang AI, dan potensi imbal hasil dari ratusan miliar dolar yang diinvestasikan di industri ini.
Data nonfarm payrolls bulan September akan dirilis pada Kamis (20/11), dan investor akan mencermatinya untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang pasar tenaga kerja AS yang merupakan pertimbangan utama bagi the Fed. Data inflasi PPI juga akan dirilis pada Kamis (20/11). Sementara itu indeks di bursa Eropa juga ditutup melemah (18/11), akibat kekhawatiran baru atas saham-saham yang terkait dengan AI.
U.S. 10-year Bond Yield turun lebih dari 1 bps ke level 4.119%. Harga emas spot menguat 0.6% di level US$4,068/troy oz (18/11), setelah menyentuh level terendah sepekan terakhir.
Harga minyak mentah menguat setelah bergerak fluktuatif yang dipengaruhi oleh sanksi AS terhadap aliran minyak Rusia, serta pernyataan Presiden Trump bahwa pemerintahannya telah memulai wawancara untuk Chairman the Fed berikutnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar