periskop.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengungkapkan mayoritas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan perempuan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat sebanyak 64,5% UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin)  mencatat UMKM menyumbang 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Arifah mengatakan pemberdayaan UMKM perempuan telah dilakukan melalui berbagai bentuk bantuan dan pelatihan. Namun, ia menilai hasilnya belum optimal karena masih kurangnya pendampingan serta perhatian terhadap pangsa pasar.

Ia menyebut bahwa produk UMKM sering kali tidak langsung terserap pasar meski sudah selesai diproduksi. Menurutnya, kondisi tersebut membuat pendampingan dalam pengelolaan keuangan menjadi sangat dibutuhkan.

"Setelah produk jadi, belum tentu ada yang membeli, sehingga pendampingan dalam pengelolaan keuangan juga sangat dibutuhkan," ujar Arifah dalam keterangan resmi, Rabu (19/11).

Arifah menambahkan, saat ini UMKM telah menyerap mayoritas tenaga kerja di Indonesia. Ia menyebut angkanya mencapai 97% dan menjadi salah satu penyokong utama perekonomian.

Menurut Arifah, perempuan diharapkan dapat lebih terlibat dalam sektor UMKM. Ia menyampaikan bahwa hampir 38% perempuan usia produktif masih belum masuk pasar kerja dan masih berperan sebagai pengurus rumah tangga.

Menyikapi persoalan tersebut, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Sosial Kadin Indonesia Nita Yudi mendukung adanya kolaborasi dalam melaksanakan program prioritas pemerintah.

Ia menilai kolaborasi diperlukan untuk memperkuat pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM perempuan. Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin Indonesia menyesuaikan strategi dengan perkembangan ekonomi global, nasional, dan lokal.

"Dan tentunya pemerintah pasti tahu sekali program yang bisa disinergikan dengan Kadin Indonesia,” tutur Nita.