periskop.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami konsolidasi pada perdagangan hari ini, Senin 15 Desember 2025.  Secara teknikal, terjadi pelebaran histogram negatif MACD. Di lain pihak, pelemahan Stochastic RSI mulai melandai dan mendekati level oversold.

“IHSG masih di bawah level MA5. Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi mengalami konsolidasi pada kisaran level 8.550-8.700 di pekan ini,” ulas Tim Riset Phintraco Sekuritas, Senin (15/12).

Beberapa saham yang menarik dicermati pada perdagangan pekan ini, antara lain INDY, BRPT, TINS, MEDC, INKP dan MDKA.

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat pada level 8,660.5 atau naik 0,46% pada perdagangan Jumat (12/12), setelah sempat bergerak melemah di awal sesi. IHSG rebound setelah sehari sebelumnya mengalami koreksi akibat profit taking. Sektor basic material membukukan kenaikan terbesar, sedangkan saham sektor teknologi mencatatkan koreksi paling besar.

Pada pekan ini, investor akan mencermati data nonfarm payrolls AS bulan Oktober dan November (16/12), yang telah tertunda dirilis akibat government shutdown beberapa waktu lalu. Data ini merupakan data pasar tenaga kerja AS yang dicermati oleh the Fed.

“Dari domestik, investor akan menantikan hasil RDG Bank Indonesia dan pertumbuhan kredit perbankan (17/12),” tulis riset yang sama.

Mayoritas indeks di bursa Asia juga ditutup menguat pada perdagangan Jumat (12/12). Pertemuan perencanaan ekonomi tahunan Tiongkok menegaskan dukungan terhadap ekonomi untuk tahun depan, termasuk meningkatkan konsumsi dan menstabilkan sektor properti.

Selain itu kebijakan Tiongkok juga tetap fokus pada penguatan kemampuan teknologi yang merupakan prioritas utama selama lima tahun mendatang dimulai tahun 2026. 

Indeks di Wall Street ditutup melemah akibat koreksi pada saham sektor AI di  perdagangan Jumat (12/12), sehingga mendorong indeks ditutup mixed pada pekan lalu. Koreksi pada perdagangan akhir pekan lalu tersebut disinyalir sebagai rotasi sektor.

Investor beralih ke saham-saham cyclical yang dianggap lebih sensitif terhadap ekonomi dan melakukan profit taking terhadap saham-saham berorientasi pertumbuhan seperti saham yang terkait dengan AI. Sementara itu U.S. 10-year Bond Yield naik 4 bps ke 4.188%.