Periskop.id - Rata-rata umur di mana seseorang mengalami hubungan seksual pertamanya adalah indikator sosial yang mencerminkan norma budaya, pendidikan seks, dan faktor sosio-ekonomi yang kompleks di sebuah negara. Berdasarkan data terbaru dari World Population Review tahun 2025, negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, mendominasi daftar negara dengan rata-rata usia kehilangan keperawanan (atau first time) yang relatif tua, yakni di atas 20 tahun.

Data ini menarik karena menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara tren di negara-negara yang didominasi oleh nilai-nilai konservatif atau agama yang kuat dibandingkan dengan negara Barat.

Menurut data tersebut, Myanmar menempati peringkat pertama di dunia dengan rata-rata umur kehilangan keperawanan paling tua, yakni 22,5 tahun. Ini diikuti oleh negara-negara Asia Tengah dan Asia Tenggara lainnya, menunjukkan adanya kecenderungan budaya di kawasan tersebut untuk menunda hubungan seksual.

Rata-rata umur ini mencerminkan bagaimana masyarakat di negara-negara tersebut memandang hubungan intim, seringkali mengaitkannya erat dengan institusi pernikahan atau kematangan usia yang signifikan.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan budaya timur yang kuat, berada di peringkat keenam global. Rata-rata umur seseorang kehilangan keperawanannya di Indonesia tercatat mencapai 20,9 tahun. Angka ini sejajar dengan Albania, yang juga memiliki rata-rata 20,9 tahun, dan hanya sedikit lebih muda dari Turkmenistan dan Kamboja.

Data ini mencerminkan bahwa meskipun Indonesia mengalami modernisasi, norma-norma sosial dan agama masih memegang peranan penting dalam memengaruhi keputusan individu mengenai aktivitas seksual.

Berikut adalah daftar 10 negara dengan rata-rata umur kehilangan keperawanan paling tua di dunia:

PeringkatNegaraRata-Rata Umur
1Myanmar22,5
2Turkmenistan21,6
3Kamboja21,4
4Armenia21,2
5Comoros21
6Indonesia20,9
7Albania20,9
8Pakistan20,7
9Filipina20,7
10Rwanda20,7

Perbedaan rata-rata umur ini sering dikaitkan dengan beberapa faktor kunci, antara lain:

  1. Pengaruh Agama dan Moralitas

    Di banyak negara Asia dan Timur Tengah yang masuk daftar ini (seperti Pakistan dan Indonesia), ajaran agama sangat menekankan pentingnya menjaga kesucian dan hanya mengizinkan hubungan seksual dalam ikatan pernikahan.
  2. Struktur Keluarga

    Budaya komunal dan struktur keluarga besar yang kuat cenderung memberikan pengawasan sosial yang lebih ketat terhadap perilaku seksual anak muda.
  3. Akses dan Pendidikan Seks

    Ketersediaan pendidikan seks yang komprehensif dan akses terhadap alat kontrasepsi juga memainkan peran. Di beberapa negara, topik ini masih dianggap tabu, yang berkontribusi pada penundaan aktivitas seksual.
  4. Kemandirian Ekonomi

    Di beberapa kasus, penundaan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, di mana individu menunda first time karena menunda pernikahan yang dianggap sebagai prasyarat hubungan intim.