periskop.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan teknologi Geoinformatika Multi-Input dan Multi-Output (Geomimo) sebagai jawaban atas tantangan nasional di berbagai sektor. Teknologi ini dirancang untuk memaksimalkan pemanfaatan mahadata (big data) yang semakin melimpah.

Dalam diskusi daring bertajuk “GeoMIMO: Menjawab Kebutuhan Informasi untuk Ketahanan Pangan”, Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Joko Widodo PhD, menjelaskan bahwa Geomimo mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), big data, dan citra satelit. 

“Kami sebagai lembaga riset di Indonesia dan satu-satunya saat ini berkeinginan untuk bisa menyumbangkan ilmu kami di dalam hal tersebut,” ujarnya dilansir dari Antara, Selasa (7/10).

BRIN juga menggandeng Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk menyatukan data penginderaan jauh. Kolaborasi ini mendukung Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy yang bertujuan mengintegrasikan data geospasial dari berbagai instansi pemerintah agar lebih akurat dan seragam.

Menurut Joko, data dari Geomimo dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan strategis. Misalnya, mempermudah pemetaan penyaluran bantuan agar tepat sasaran, menentukan lokasi optimal untuk perkebunan dan pertambangan, hingga mendukung perencanaan pembangunan di berbagai daerah.

Ia menambahkan, teknologi ini juga relevan untuk prioritas nasional seperti ketahanan pangan, penentuan zona penangkapan ikan, hingga pemantauan perdagangan karbon. 

“Kemudian juga isu strategis lainnya, misalnya untuk pemetaan cannabis/ganja, kemudian untuk keamanan dan sebagainya,” jelasnya.

Joko berharap Geomimo dapat menggantikan praktik penggunaan data terpisah yang selama ini masih mengandalkan sumber terbuka dari masing-masing institusi. Dengan sistem terintegrasi, pengambilan keputusan di tingkat nasional diharapkan lebih cepat dan tepat.

Sebelumnya, BRIN telah mengimplementasikan teknologi serupa melalui sistem Fire Hotspot untuk memantau titik api dan mencegah kebakaran hutan. 

Sistem ini terhubung dengan Polri, KLHK, BMKG, dan BNPB, sehingga menjadi contoh nyata bagaimana teknologi penginderaan jauh dapat mendukung kebijakan publik secara langsung.