periskop.id - Bangsa ini tumbuh dari keberanian dan dedikasi para pahlawan. Di tahun 2025, terdapat sepuluh tokoh resmi yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Dari ulama, pemimpin politik, hingga pejuang buruh, siapa yang menurutmu paling menginspirasi dan mengubah jalan sejarah Indonesia? Yuk, kenali kisah mereka!
Gus Dur: Simbol Toleransi dan Demokrasi
K.H. Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, bukan hanya Presiden ke-4 RI, tetapi juga sosok yang mengajarkan arti keberagaman melalui tindakan nyata. Dedikasinya untuk demokrasi dan toleransi lintas agama menjadikannya pilihan tepat sebagai Pahlawan Nasional. Gus Dur selalu menekankan pentingnya menghormati perbedaan, membangun jembatan antarumat, dan melindungi hak minoritas.
Jenderal Soeharto: Arsitek Stabilitas Nasional
Soeharto, Presiden ke-2 RI, memimpin era Orde Baru dengan fokus menjaga stabilitas politik dan ekonomi pasca-G30S. Kontribusinya terhadap pembangunan infrastruktur, industri, dan ketahanan nasional membuatnya diakui sebagai tokoh penting dalam sejarah modern Indonesia.
Marsinah: Suara Buruh Perempuan
Marsinah adalah simbol keberanian rakyat kecil. Aktivis buruh asal Nganjuk ini memperjuangkan hak-hak pekerja hingga mempertaruhkan nyawanya. Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional menghormati semangatnya dalam menegakkan keadilan dan hak asasi manusia.
Mochtar Kusumaatmadja: Diplomat dan Pemikir Lautan
Sebagai akademisi dan diplomat, Mochtar Kusumaatmadja dikenal luas berkat konsep “Negara Kepulauan” yang memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional. Pemikirannya tentang hukum laut dan diplomasi global membuatnya layak disebut sebagai pahlawan yang membela kedaulatan negara melalui ilmu dan diplomasi.
Rahmah El Yunusiyah: Pelopor Pendidikan Islam Perempuan
Ulama dan pendidik dari Sumatera Barat ini mendirikan lembaga pendidikan Islam modern pertama bagi santri putri di Asia Tenggara. Rahmah El Yunusiyah memperluas akses pendidikan bagi perempuan dan membentuk generasi yang cerdas serta berakhlak mulia.
Sarwo Edhie Wibowo: Penjaga Kedaulatan Negara
Jenderal TNI kelahiran Purworejo ini memimpin RPKAD (sekarang Kopassus) dan memainkan peran kunci dalam operasi menumpas G30S/PKI. Dedikasinya dalam mempertahankan kedaulatan dan memperkuat ketahanan militer Indonesia menjadi alasan utama gelar Pahlawan Nasional disematkan padanya.
Sultan Muhammad Salahuddin: Pejuang dari Timur Nusantara
Sultan Bima ini memilih mendukung kemerdekaan RI dengan menyatakan kesetiaan lewat Maklumat 22 November 1945. Selain itu, beliau memperkuat pendidikan rakyat dan ekonomi daerah pada era kolonial, menjadi simbol perjuangan wilayah Timur Nusantara.
Syaikhona Muhammad Kholil: Ulama Penggerak Umat
Dengan sanad keilmuan yang luas, Syaikhona Muhammad Kholil berperan penting dalam pendidikan Islam dan penggerakan masyarakat. Kontribusinya membantu membangun karakter dan moral umat, menjadikannya sosok panutan.
Tuan Rondahaim Saragih: Pejuang Kemerdekaan Daerah
Raja Kerajaan Raya (Simalungun) ini menentang penjajahan Belanda dan mempersatukan rakyat di wilayahnya. Dedikasinya menjaga kedaulatan daerah menjadikannya simbol keberanian dan kepemimpinan lokal.
Zainal Abidin Syah: Tokoh Lokal dan Persatuan Maluku Utara
Sebagai raja atau tokoh adat/agama, Zainal Abidin Syah berperan dalam pengembangan sosial, adat, dan agama di Maluku Utara. Kontribusinya memperkuat pembangunan lokal dan persatuan provinsi menjadikannya pahlawan yang dihormati.
Dari Gus Dur yang menebar toleransi hingga Zainal Abidin Syah yang memperkuat persatuan lokal, gelar Pahlawan Nasional 2025 menyoroti keberagaman kontribusi bagi bangsa. Sepuluh tokoh ini mengingatkan kita bahwa pahlawan bisa hadir dari berbagai bidang dan wilayah, dengan cara yang unik, tetapi sama-sama menginspirasi.
Tinggalkan Komentar
Komentar