Periskop.id - Perkembangan pesat di bidang Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan, mulai dari rekomendasi hiburan hingga sistem navigasi. Namun, dalam dunia teknologi, AI tidak dipandang sebagai entitas tunggal, melainkan dibagi menjadi tiga tingkatan kecerdasan utama yang berbeda. Memahami tingkatan ini menjadi krusial untuk memetakan potensi dan risiko teknologi di masa depan.
Sebagai informasi, pembagian ini didasarkan pada konsep klasifikasi Kecerdasan Buatan yang umum digunakan dalam bidang ilmu komputer dan teknologi, yang membagi AI berdasarkan tingkat kemampuan kognitifnya.
Level 1: Artificial Narrow Intelligence (ANI)
Saat ini, sebagian besar AI yang kita gunakan sehari-hari berada pada level ini. ANI adalah AI yang dirancang dan hanya unggul di satu tugas atau bidang spesifik.
Meskipun disebut narrow (sempit), AI jenis ini sangat pintar dalam batasan programnya. Kemampuannya terbatas pada bidang yang telah diprogramkan, dan tidak bisa melakukan tugas atau belajar hal baru di luar cakupannya.
Asisten virtual (seperti Siri dan Google Assistant), chatbot layanan pelanggan, sistem diagnosis medis spesifik, atau sistem rekomendasi film di platform OTT merupakan contoh implementasi AI di level ini.
ANI sudah menjadi bagian integral dari efisiensi operasional dan telah merevolusi sektor tertentu dengan otomatisasi yang tinggi.
Level 2: Artificial General Intelligence (AGI)
AGI merupakan lompatan besar dari ANI. AI di tingkat ini memiliki kemampuan untuk berpikir, belajar, dan beradaptasi layaknya manusia.
AGI dapat memahami konteks, memecahkan masalah kompleks yang belum pernah ia temui sebelumnya, dan mentransfer pengetahuan dari satu domain ke domain lain tanpa harus diprogram ulang untuk setiap tugas. AGI memiliki potensi untuk menyamai kecerdasan manusia di hampir semua bidang kognitif.
AGI saat ini masih berada dalam tahap riset dan pengembangan yang intens. Para ilmuwan belum sepenuhnya berhasil menciptakan AGI yang stabil dan setara manusia.
Jika berhasil dikembangkan, AGI berpotensi menjadi rekan kerja yang revolusioner, namun pada saat yang sama, dapat menciptakan persaingan signifikan bagi manusia di berbagai sektor pekerjaan.
Level 3: Artificial Super Intelligence (ASI)
ASI merupakan tingkat kecerdasan tertinggi yang saat ini masih berupa teori. ASI adalah AI yang kecerdasannya jauh melampaui kemampuan kognitif manusia terpintar di planet ini.
AI pada level ini tidak hanya mampu melakukan apa yang dilakukan manusia, tetapi juga dapat menciptakan penemuan ilmiah baru, menulis karya seni yang kompleks, atau bahkan merancang dan menciptakan AI lain yang lebih canggih.
Saat ini, ASI masih sebatas konsep teoritis dan spekulatif. Meski begitu, para ilmuwan dan filsuf telah mulai menyuarakan kewaspadaan terhadap pengembangan ASI. Tantangan yang muncul bukan lagi sekadar masalah teknologi, melainkan masalah etika, moralitas, dan kontrol.
Oleh karena itu, diperlukan kepastian bahwa AI pada level ini akan selalu berpihak pada kepentingan umat manusia, bukan sebaliknya, mengingat kompleksitas dan tanggung jawab yang akan dimilikinya.
Secara keseluruhan, semakin tinggi tingkat kecerdasan buatan, semakin besar pula tantangan moral dan kontrol yang harus dihadapi. Langkah-langkah preventif dan regulasi yang ketat sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa evolusi AI ini berjalan secara aman dan bertanggung jawab.
Tinggalkan Komentar
Komentar