Periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan akan membenahi dugaan ‘permainan’ dan pemalsuan cukai rokok yang terus berlangsung. Purbaya akan melakukan analisa mendalam terlebuh dahulu sebelum melakukan kebijakan kongkret terkait dengan permasalahan tersebut.
“Nanti saya lihat lagi, saya belum menganalisis dengan dalam, seperti apa sih cukai rokok itu, katanya ada yang main-main, di mana main-mainnya?,” ujar Purbaya, seusai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/9).
Menurutnya, Analisa yang dilakukannya juga akan mencakup potensi penerimaan dari pembenahan yang akan dilakukan. “Kalau misalnya saya beresin, saya bisa hilangkan cukai-cukai palsu berapa pendapatan saya? Dari situ nanti saya bergerak,” ucapnya.
Purbaya mengatakan, langkah kebijakan lanjutan akan bergantung pada hasil studi dan analisis lapangan yang tengah dilakukan. Termasuk soal tarif cukai yang nantinya akan dijalankan
“Kalau (tarif) mau diturunkan seperti apa. Tergantung hasil studi dan analisis yang saya dapatkan dari lapangan,” imbuhnya.
Sebelumnya, dalam rapat kerja Kemenkeu bersama Komisi XI DPR RI pada 10 September 2025 dibahas intensifikasi penerimaan negara dari cukai hasil tembakau (CHT) dalam APBN 2026. Dalam rapat, Anggota Komisi XI DPR Harris Turino menyoroti kabar kesulitan yang dialami pabrik rokok besar seperti Gudang Garam serta nasib para pegawainya.
Ia mengingatkan, kenaikan cukai rokok yang terlalu agresif berpotensi makin menekan industri, terutama segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM). Karena itu, ia mengusulkan pemerintah fokus memperkuat pengawasan rokok ilegal sebagai alternatif peningkatan penerimaan tanpa menaikkan tarif cukai.
Tinggalkan Komentar
Komentar