periskop.id - Pemerintah Indonesia pada Selasa (16/9) mengumumkan paket stimulus ekonomi 2025 yang dirancang untuk menciptakan lapangan kerja, mendukung pekerja sektor gig, dan memperkuat daya beli rumah tangga. Langkah ini diambil seiring target pertumbuhan ekonomi tahun depan yang dipatok sebesar 5,2%.

Paket yang diberi nama 8+4+5 ini mencakup delapan program percepatan, empat program lanjutan, dan lima inisiatif penyerapan tenaga kerja. Pemerintah berharap kombinasi kebijakan ini mampu menjawab tantangan ekonomi sekaligus menjaga momentum pertumbuhan.

Staf Ahli Senior Kantor Komunikasi Presiden, Fithra Faisal, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan respons terhadap kekhawatiran publik terkait keamanan kerja dan perlindungan bagi pekerja tanpa kontrak, termasuk pengemudi ojek daring. 

“Langkah ini untuk memastikan mereka yang bekerja di sektor informal tetap memiliki perlindungan,” ujarnya dikutip dari Antara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menambahkan bahwa salah satu poin penting dalam paket ini adalah potongan 50% iuran jaminan sosial bagi pengemudi, kurir, dan pekerja logistik. Potongan ini mencakup perlindungan asuransi kecelakaan kerja dan kematian.

Selain itu, program percepatan juga menyediakan kesempatan magang bagi 20.000 lulusan universitas dengan uang saku sebesar Rp3,3 juta per bulan. 

“Kami ingin mencegah para lulusan baru terjebak dalam pengangguran,” kata Fithra.

Upaya penciptaan lapangan kerja lainnya meliputi program padat karya di bawah Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum. Pemerintah juga menyiapkan lima program unggulan Presiden Prabowo Subianto, seperti Koperasi Desa Merah Putih yang ditargetkan menyerap lebih dari satu juta pekerja, serta Kampung Nelayan Merah Putih yang diproyeksikan membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja.

Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan berupa 10kg beras per bulan selama dua bulan kepada 18,3 juta keluarga. Selain itu, subsidi pajak penghasilan bagi pekerja sektor pariwisata akan diperluas guna meringankan beban rumah tangga.

Fithra menegaskan bahwa subsidi iuran jaminan sosial dan bantuan pangan akan mengurangi pengeluaran masyarakat serta menjaga konsumsi. 

“Program padat karya yang terhubung dengan proyek infrastruktur juga akan meningkatkan pendapatan,” tambahnya.

Pemerintah optimistis stimulus ini akan mempertahankan momentum pertumbuhan setelah PDB kuartal kedua tumbuh 5,12% secara tahunan. 

“Kami yakin insentif baru ini akan meningkatkan pendapatan disposabel dan mendorong ekspansi ekonomi hingga 2025,” tutup Fithra.