periskop.id - Ribuan guru madrasah dari berbagai daerah di Indonesia memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Kamis (30/10). Mereka menggelar aksi damai menuntut keadilan dan peningkatan kesejahteraan bagi guru madrasah swasta yang selama ini dinilai belum mendapatkan perlakuan setara dengan guru negeri.

Massa membawa berbagai spanduk bertuliskan tuntutan seperti “Guru Berhak PPPK”“Stop Diskriminasi Guru Swasta”, dan “Sejahterakan Guru Madrasah”. Aksi ini berlangsung di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, dengan ribuan peserta mengenakan seragam putih, peci, hingga atribut organisasi.

Suasana sempat riuh ketika sejumlah orator bergantian berpidato dari atas mobil komando, menyerukan agar pemerintah segera membuat kebijakan afirmatif bagi guru madrasah. Seruan “Guru Berhak Sejahtera!” menggema dari peserta aksi yang duduk di jalanan dan taman sekitar Monas sambil berlindung dari panas matahari dengan payung.

Ketua Umum Punggawa Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI), Heri Purnama, mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk dorongan moral agar pemerintah memberikan kesempatan bagi guru madrasah swasta untuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) maupun Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Banyak di antara kami sudah puluhan tahun mengabdi, tetapi belum juga mendapatkan pengakuan seperti guru negeri. Kami hanya menuntut kesetaraan dan kesejahteraan yang layak,” ujar Heri di lokasi aksi.

Ia menambahkan, guru madrasah memiliki peran besar dalam mencerdaskan generasi bangsa, sehingga sudah seharusnya pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap nasib mereka.

“Kami ingin presiden dan para pembuat kebijakan menunjukkan political will (keinginan politik) yang nyata agar guru madrasah tidak lagi diperlakukan berbeda. Ini bukan soal keinginan, tapi soal hak kami sebagai tenaga pendidik,” tegasnya.

Kehadiran massa yang mencapai ribuan orang menyebabkan arus lalu lintas di kawasan Medan Merdeka Selatan menjadi padat. Polisi melakukan pengalihan arus di sejumlah titik, seperti Tugu Tani, Patung Kuda, dan Jalan MH Thamrin, untuk mengurai kepadatan kendaraan.

Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat mengerahkan 1.597 personel gabungan guna menjaga keamanan selama aksi berlangsung. Petugas memasang barikade besi dan menyiagakan kendaraan taktis di sekitar area Monas sebagai langkah pengamanan tambahan.

Melansir dari Antara, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengimbau massa untuk menyampaikan aspirasi secara damai dan tertib, tanpa melakukan tindakan anarkistis.

“Kami mengingatkan agar tidak membakar ban, tidak merusak fasilitas umum, dan tidak menutup jalan,” tegas Susatyo.

Ia juga menambahkan bahwa seluruh petugas keamanan di lapangan tidak dibekali senjata api dan diminta bersikap humanis serta profesional dalam melayani masyarakat yang menyampaikan pendapatnya.