periskop.id - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan, kontaminasi zat radioaktif yang ditemukan pada produk udang beku ekspor Indonesia diduga kuat berasal dari polusi udara yang bersumber dari aktivitas industri peleburan besi dan baja di sekitar fasilitas pengolahan.
“Indikasinya ada peleburan besi dan baja yang mengandung radioaktif. Kemudian sedang ditangani," kata Hanif saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, pada Senin (1/9).
Hanif menjelaskan, penanganan serius saat ini tengah dilakukan bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan pihak terkait lainnya.
Ia menyebut, pemerintah telah berhasil mengisolasi area-area yang dicurigai sebagai sumber pencemaran untuk mencegah penyebaran lebih lanjut ke aktivitas perikanan lain.
Investigasi lintas kementerian memastikan bahwa bahan baku udang yang berasal dari tambak di Lampung dan Pandeglang tidak terkontaminasi.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa jejak zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) justru terdeteksi pada cerobong asap pabrik pengolahan udang PT Bahari Makmur Sejati (BMS).
“Lalu di dalam pabrik BMS itu, di cerobong didapetinnya, dan itu berarti dari udara luar. Artinya bahan bakunya nggak ada masalah,” ujar Trenggono.
Temuan ini mengindikasikan kontaminasi terjadi selama proses produksi akibat paparan dari udara sekitar.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Lingkungan Hidup telah mengeluarkan perintah penghentian sementara seluruh aktivitas di pabrik pengolahan udang yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, tersebut.
Tinggalkan Komentar
Komentar