Periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menempati posisi teratas sebagai menteri dengan persepsi kinerja paling baik di mata publik. Hal ini terungkap dalam hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Indonesia Political Opinion (IPO).
Dalam survei tersebut, Purbaya mencatatkan skor tertinggi sebesar 17,5%, mengungguli menteri-menteri lainnya. Anggapan positif ini mengindikasikan bahwa manuver kebijakan dan publisitas yang dilakukan Purbaya, yang dijuluki ‘menteri koboi’ karena gaya komunikasinya yang lugas, berhasil meningkatkan optimisme dan keyakinan publik terhadap kapasitasnya sebagai Menkeu.
Gebrakan Kebijakan Fiskal Rp200 Triliun
Salah satu langkah konkret yang menjadi sorotan publik adalah kebijakan fiskal awal yang diumumkan Purbaya tak lama setelah menjabat. Ia langsung mengalirkan dana kas negara senilai Rp200 triliun ke sistem perbankan. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong likuiditas dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
"Kalau itu masuk ke sistem, saya nanti sudah minta ke bank sentral jangan diserap uangnya. Biar aja kalian (BI) dengan menjalankan kebijakan moneter, kami dari sisi fiskal yang menjalankan sedikit. Tapi nanti mereka juga akan mendukung. Artinya ekonomi akan bisa hidup lagi," jelas Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (10/9).
Layanan 'Lapor Pak Purbaya' Kebanjiran Aduan
Selain manuver fiskal, popularitas Purbaya juga didorong oleh inisiatifnya dalam meningkatkan transparansi dan pelayanan publik. Pada Rabu (15/10), Purbaya memperkenalkan layanan pengaduan publik bernama 'Lapor Pak Purbaya'.
Layanan ini dirancang khusus untuk menampung keluhan masyarakat terkait masalah pajak dan bea cukai. Masyarakat dapat mengirimkan pesan langsung melalui layanan pesan singkat WhatsApp ke nomor 082240406600.
"Kan sebelumnya saya janji nih, komplain masalah bea cukai, dan khusus bea cukai dan pajak ya, bisa 'Lapor Pak Purbaya', nomernya ini, 082240406600. Ini buat publik yang punya keluhan terhadap masalah pajak atau pegawai pajak, atau pegawai bea cukai yang menurut mereka ngaco, atau masalah pajak apa pun, dan bea cukai," kata Purbaya kepada awak media di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta.
Respons publik terhadap kanal pengaduan ini sangat luar biasa. Purbaya mengungkap, dalam dua hari terakhir sejak dibuka, ia telah menerima laporan yang sangat banyak.
"Dua hari yang lalu, kita buka laporan ke Pak Purbaya, laporan Pak Purbaya, ya. Ini laporan ini sudah masuk dalam dua hari ini masuk berapa? 15.933 WA," ungkapnya dalam Diskusi dengan Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (FORKEM) di Gedung Juanda Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (17/10).
Dari total laporan yang masuk, sebanyak 2.459 pesan merupakan ucapan selamat dan pujian. Sementara itu, 13.285 laporan serius sedang dalam proses verifikasi. Dari jumlah tersebut, 10 laporan telah mulai dikerjakan.
Jejak Inspeksi Mendadak (Sidak)
Gaya kepemimpinan Purbaya juga ditandai dengan serangkaian inspeksi mendadak (sidak) ke berbagai lembaga yang bersinggungan langsung dengan Kementerian Keuangan. Sidak ini bertujuan untuk memastikan layanan publik berjalan efektif dan efisien.
Beberapa sidak yang dilakukan Purbaya antara lain:
- Sidak ke Bank Negara Indonesia (BNI) pada 29 September 2025.
- Sidak ke Bank Mandiri pada 6 Oktober 2025.
- Sidak ke Pelabuhan Tanjung Priok, yang menjadi ranah Pelindo dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), pada 13 Oktober 2025.
- Sidak ke kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada 17 Oktober 2025.
Tinggalkan Komentar
Komentar