periskop.id - Estrogen sering disebut sebagai “hormon perempuan”, namun kenyataannya ia berperan penting bagi semua orang. Hormon ini mengatur siklus menstruasi, memengaruhi suasana hati, hingga menjaga kesehatan tulang. 

Namun, ketika kadarnya terlalu tinggi, tubuh bisa memberi sinyal yang tidak boleh diabaikan.

Melansir Women's Health, menurut Dr. Mary Jane Minkin, profesor klinis di Yale School of Medicine, “Estrogen adalah hormon yang luar biasa penting, tetapi keseimbangannya sangat krusial.” 

Ketika kadar estrogen melonjak, tubuh bisa mengalami perubahan yang terasa jelas, baik secara fisik maupun emosional.

Ragam Sensasi yang Muncul

Salah satu tanda paling umum adalah perubahan siklus menstruasi. Menstruasi bisa menjadi lebih berat, lebih lama, atau bahkan lebih sering. Kondisi ini sering kali membuat perempuan merasa kelelahan dan tidak nyaman.

Selain itu, nyeri payudara juga sering muncul. Dr. Minkin menjelaskan bahwa jaringan payudara sangat sensitif terhadap fluktuasi hormon. 

“Ketika estrogen tinggi, payudara bisa terasa lebih bengkak dan nyeri,” ujarnya.

Gejala lain yang kerap diabaikan adalah perubahan suasana hati. Estrogen berhubungan erat dengan neurotransmitter di otak, termasuk serotonin. Kadar yang terlalu tinggi bisa memicu kecemasan, mudah marah, atau bahkan depresi ringan.

Riset dari Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan bahwa kadar estrogen berlebih dapat meningkatkan risiko migrain pada perempuan. Migrain ini biasanya muncul menjelang menstruasi atau saat kadar hormon sedang berfluktuasi.

Mengganggu Keseimbangan Hormon Lain

Kenaikan berat badan juga bisa menjadi tanda. Estrogen tinggi sering dikaitkan dengan penumpukan lemak di area pinggul dan paha. Hal ini bukan sekadar masalah estetika, tetapi juga dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik.

Dr. Minkin menambahkan, “Estrogen yang terlalu tinggi dapat memengaruhi keseimbangan hormon lain, seperti progesteron. Ketidakseimbangan ini bisa memperburuk gejala PMS.”

Selain itu, gangguan tidur juga sering dialami. 

Estrogen berlebih dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, seseorang bisa merasa sulit tidur nyenyak atau sering terbangun di malam hari.

Penelitian dari Harvard Medical School menemukan bahwa kadar estrogen tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko pembekuan darah. Kondisi ini bisa berbahaya, terutama bagi perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal.

Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah rambut rontok. Ketika estrogen tidak seimbang, siklus pertumbuhan rambut bisa terganggu, sehingga rambut menjadi lebih tipis.

Menjaga Estrogen

Dr. Minkin menekankan pentingnya konsultasi medis: “Jika Anda mengalami gejala-gejala ini secara konsisten, jangan hanya menganggapnya sebagai hal biasa. Pemeriksaan hormon bisa membantu menemukan penyebabnya.”

Cara menjaga keseimbangan estrogen antara lain dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan mengurangi paparan xenoestrogen (zat kimia yang meniru estrogen) yang banyak ditemukan dalam plastik atau pestisida.

Pada akhirnya, mengenali tanda-tanda estrogen tinggi bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi juga soal kesehatan jangka panjang. Dengan pemahaman yang lebih baik, perempuan dapat lebih proaktif menjaga tubuhnya dan mencegah risiko yang lebih serius.