Periskop.id - Kualitas hidup dan pembangunan manusia di Indonesia menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2025 mencapai 75,90, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Dengan capaian 75,90, IPM Indonesia tetap berada dalam kategori tinggi (70 ≤ IPM < 80). Capaian ini didorong oleh peningkatan di seluruh dimensi pembentuk IPM, yang meliputi kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.

Perkembangan IPM Indonesia (2020–2025)

IPM nasional menunjukkan peningkatan yang stabil dan signifikan, mencerminkan pemulihan pasca-pandemi dan upaya pembangunan berkelanjutan. Peningkatan IPM sebesar 0,88 poin dari 2024 ke 2025 menjadi salah satu kenaikan tertinggi yang tercatat dalam periode tersebut.

Rata-rata pertumbuhan IPM nasional dalam lima tahun terakhir mencapai sekitar 0,62 poin per tahun, menandakan keberhasilan program peningkatan kesejahteraan dasar di tengah tekanan ekonomi pasca-pandemi dan inflasi global.

Adapun capaian IPM Indonesia secara detail, yakni sebagai berikut:

TahunIndeks Pembangunan Manusia (IPM)Peningkatan Poin (YoY)Kategori
202072,81Tinggi
202173,16+0,35Tinggi
202273,77+0,61Tinggi
202374,39+0,62Tinggi
202475,02+0,63Tinggi
202575,90+0,88Tinggi

Pilar Penentu IPM 2025

Kenaikan IPM didukung oleh perbaikan di ketiga dimensi utama:

1. Dimensi Kesehatan (Umur Harapan Hidup/UHH)

Tingkat kesehatan masyarakat membaik, tercermin dari Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir yang mencapai 74,47 tahun. Artinya, rata-rata bayi yang lahir pada tahun 2025 diperkirakan dapat hidup hingga usia 74 tahun lebih.

2. Dimensi Pendidikan

Dimensi pendidikan diukur melalui dua indikator penting, yakni:

  • Harapan Lama Sekolah (HLS): 13,30 tahun. Angka ini berarti anak usia 7 tahun ke atas diharapkan dapat menempuh pendidikan formal selama rata-rata 13,30 tahun, yang setara dengan menamatkan pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau awal kuliah.
  • Rata-rata Lama Sekolah (RLS): 9,07 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk berusia 25 tahun ke atas di Indonesia telah menempuh pendidikan formal selama 9,07 tahun, yang setara dengan menamatkan pendidikan hingga kelas 9 atau Sekolah Menengah Pertama (SMP).

3. Dimensi Standar Hidup Layak

Kesejahteraan ekonomi masyarakat diukur melalui pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan, yang pada tahun 2025 mencapai Rp12,80 juta. Angka ini menunjukkan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Garis kemiskinan Nasional pada Maret 2025 ditetapkan sebesar Rp609,19 ribu per kapita per bulan atau setara Rp7,31 juta per tahun. Dengan angka sebesar Rp12,80 juta, makan pengeluaran riil masyarakat pada 2025 lebih tinggi 1,75 kali lipat dibandingkan garis kemiskinan.

Disparitas Regional: Jurang Jakarta dan Papua

Meskipun IPM nasional tinggi, disparitas antar wilayah masih menjadi tantangan besar. Data BPS menunjukkan adanya perbedaan yang sangat mencolok antara provinsi dengan IPM tertinggi dan terendah.

DKI Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang berada dalam kategori sangat tinggi (IPM ≥ 80), menunjukkan capaian kualitas hidup setara dengan negara maju. Sebaliknya, IPM di Papua masih berada di kategori rendah (IPM ≤ 60).

Jurang IPM yang lebar antara ibu kota dan wilayah Timur Indonesia ini menjadi pekerjaan rumah utama pemerintah untuk memastikan bahwa peningkatan kualitas hidup yang tercermin dalam IPM dapat dirasakan secara merata di seluruh pelosok negeri.

Adapun perbandingan IPM antara DKI Jakarta dan Papua Pegunungan, yakni:

PeringkatProvinsiIndeks Pembangunan Manusia (IPM)Kategori
TertinggiDKI Jakarta85,05Sangat Tinggi
TerendahPapua Pegunungan54,91Rendah