Periskop.id - Generasi Z (Gen Z) kini telah menjadi kekuatan signifikan dalam angkatan kerja global. Memahami preferensi dan karakteristik Gen Z, terutama terkait lingkungan kerja, kompensasi, dan loyalitas, menjadi krusial bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.
Untuk memetakan karakteristik dan pengalaman kerja kelompok demografis ini, Jakpat pada 2024 melakukan survei terhadap 1.262 responden, di mana 63% di antaranya adalah individu Gen Z.
Awal Karier dan Tingkat Turnover Dini
Data survei menunjukkan bahwa Gen Z umumnya mulai memasuki dunia kerja pada usia yang relatif muda, antara 18 hingga 20 tahun. Menariknya, di antara responden Gen Z yang sudah bekerja, sebanyak 43% menyatakan pekerjaan mereka saat ini merupakan pekerjaan pertama, 31% pernah berganti pekerjaan satu kali, dan 15% sudah berganti pekerjaan sebanyak dua kali.
Tingkat pergerakan yang cukup tinggi ini menggarisbawahi pentingnya kompensasi dan lingkungan kerja yang memadai sejak awal karier.
Faktor Utama Resign: Gaji dan Peluang Baru
Alasan utama Gen Z memutuskan untuk keluar dari pekerjaan mereka sangat didominasi oleh faktor kompensasi. Sebanyak 41% Gen Z menyatakan resign karena gaji yang tidak memuaskan.
Mengingat usia mereka yang masih muda dan tingginya semangat eksplorasi, alasan lain yang signifikan mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan adalah:
- Mendapatkan tawaran kerja yang lebih menarik sebesar 27%.
- Keinginan untuk mencoba jenis pekerjaan lain sebesar 26%.
Loyalitas Tetap Ada: Bukti Kepuasan Kerja
Meski dikenal memiliki mobilitas tinggi, Gen Z yang merasa puas dengan pekerjaannya menunjukkan tingkat loyalitas yang patut dipertimbangkan. Sebanyak 73% responden menyatakan puas dengan pekerjaan mereka saat ini.
Di antara kelompok Gen Z yang loyal, mayoritas telah bekerja di perusahaan yang sama selama 1 hingga 2 tahun (31%), dan bahkan 24% telah bekerja lebih dari 2 tahun. Loyalitas ini menunjukkan bahwa ketika perusahaan berhasil memenuhi ekspektasi Gen Z, retensi karyawan dapat tercapai.
Prioritas Utama: Keseimbangan dan Fleksibilitas
Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead Jakpat, menyoroti pentingnya penyesuaian strategi perusahaan. Ia menjelaskan bahwa di dunia kerja, Gen Z cenderung memprioritaskan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, termasuk upaya menjaga kesehatan mental.
“Di dunia kerja, Generasi Z cenderung memprioritaskan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, seperti menjaga kesehatan mental. Mereka lebih memilih pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas, seperti sistem kerja jarak jauh atau jadwal kerja yang fleksibel dengan gaji yang memadai,” ungkapnya.
Pernyataan Septiani didukung oleh hasil survei yang menyatakan bahwa sebanyak 35% Gen Z lebih menyukai konsep Work from Anywhere (WFA). Lalu, 32% Gen Z memilih model hibrida yang mengombinasikan kerja jarak jauh dan di kantor.
Gaya Kepemimpinan yang Diinginkan:
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, Gen Z memiliki ekspektasi tinggi terhadap kepemimpinan, dengan rincian sebagai berikut:
- Pimpinan yang adil sebanyak 87%.
- Pimpinan yang bertanggung jawab sebanyak 77%.
- Pimpinan yang terbuka terhadap masukan sebanyak 70%.
Media Sosial: Alat Pengembangan Karier
Media sosial juga memainkan peran ganda dalam kehidupan profesional Gen Z. Sebanyak 45% Gen Z menggunakannya untuk memperluas jaringan profesional (networking), sementara 37% memanfaatkannya untuk membangun personal brand mereka di bidang karier.
Tinggalkan Komentar
Komentar