periskop.id - Perilaku konsumsi dan daya beli masyarakat kelas menengah mulai mengalami peningkatan dalam 3 bulan terakhir. Kelompok ini disebut memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Hasil peninjauan yang dilakukan Lembaga Survei KedaiKopi pada 14 hingga 19 Oktober mengidentifikasi konsumsi kelas menengah di Indonesia dari beberapa hal. Mencakup jenis pengeluaran utama, perubahan preferensi belanja, strategi pengelolaan keuangan rumah tangga, hingga tingkat optimisme terhadap kondisi ekonomi.

Survei yang dilakukan secara Online-Computerized Assisted Self Interview (CASI) dengan total 932 responden masyarakat Indonesia dengan rata rentan usia 17 hingga 55 tahun. Kriteria lainnya, memiliki pendapatan kisaran Rp3,5 juta hingga 14,5 juta per bulan. Serta, pengeluaran per kapita antara 2 juta hingga 9,9 juta per bulan. Hasilnya, masyarakat kelas menengah cenderung mengedepankan pengeluaran rumah tangga untuk bahan pokok dibanding hobi atau rekreasi.

Peneliti senior Lembaga Survei KedaiKopi, Ashma Nur Afifah, mengatakan tiga dari lima masyarakat kelas menengah saat ini mempersepsikan naiknya pengeluaran rumah tangga dalam tiga bulan belakangan. Di dalamnya mencakup biaya pendidikan, menyebabkan belanja kebutuhan pokok lebih diutamakan.

“Satu kalimat yang menggambarkan perubahan paling mencolok dengan konsumsi kelas menengah adalah fokus ke kebutuhan pokok,” ujar Ashma di kantor KedaiKopi Selasa (28/10).

Lebih lanjut, Ashma menjelaskan tiga dari lima responden saat ini merasakan pengeluaran meningkat. Hal ini akan menambah porsi kebutuhan pokok, bahkan mempersempit ruang belanja diskresioner rumah tangga kelas menengah. 

“Dikarenakan harga pangan yang makin meningkat, jadinya ngaruh ke perubahan perilaku sehingga perilaku sementara secara kapasitas makin nggak stabil,” paparnya.

Hasil survey juga mengatakan masyarakat saat ini lebih banyak menghabiskan uang untuk gaya hidup. Baik untuk belanja maupun hobi, dengan rentang penhgeluaran serkisar Rp500 hingga Rp1,5 juta. Selain itu, survei tersebut juga menyebut sebesar 54,4% penduduk kelas menengah sudah memiliki tempat tinggal secara lunas, 19,3% masih kontrak atau sewa, dan 16,5% menumpang bersama keluarga.