periskop.id - Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) kembali melepas ekspor ayam hidup ke Singapura dengan nilai transaksi mencapai Rp1,8 miliar. Langkah ini disebut sebagai bukti nyata daya saing unggas nasional di pasar internasional.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menegaskan bahwa keberhasilan tersebut menunjukkan kemampuan Indonesia memenuhi standar ketat dari Singapore Food Agency (SFA). 

“Ekspor ini bukan sekadar pengiriman komoditas, tetapi bukti unggas Indonesia diakui dunia karena kualitasnya yang tinggi dan bebas dari penyakit. Kami akan terus memastikan pengawasan dan sertifikasi kompartemen bebas Avian Influenza diterapkan secara konsisten,” ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (8/10).

Pengiriman ayam hidup kali ini dilakukan oleh PT Indojaya Agrinusa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sebanyak 28.512 ekor atau setara 57 ton diberangkatkan melalui Pelabuhan Sri Payung, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, pada 6 Oktober 2025. 

“Ini menjadi pengiriman kedua dari tiga tahap ekspor yang dilakukan pada tahun 2025,” tambah Agung.

Ia menekankan bahwa pencapaian ini sangat langka, bahkan di tingkat Asia. 

“Saat ini hanya Indonesia yang mampu mengirim ayam hidup lintas negara dengan memenuhi seluruh standar kesehatan hewan dan keamanan pangan yang sangat ketat dari SFA,” jelasnya.

Agung juga menyoroti bahwa negara lain umumnya mengekspor dalam bentuk karkas atau produk olahan. Hal ini, menurutnya, membuktikan sistem produksi dan pengendalian penyakit di peternakan Indonesia telah diakui dunia. 

“Ini bukti kemampuan kita dalam menerapkan standar kesejahteraan hewan dan manajemen logistik yang sangat baik,” katanya.

Sejak ekspor ayam hidup ke Singapura dibuka kembali pada 2023, total pengiriman telah mencapai 148 ribu ekor. Tahun ini, target ekspor ditetapkan sebanyak 85.536 ekor dari empat peternakan di Bintan yang tersertifikasi bebas Avian Influenza, yakni Gunung Kijang 1, Gunung Kijang 2, Toapaya Asri, dan Tirta Madu 1.

“Ekspor ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan diri sebagai sumber pangan dunia. Dari Kepulauan Riau, kita buktikan bahwa unggas Indonesia mampu bersaing di pasar global,” ujar Agung.

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menilai kegiatan ekspor ini memberi dampak positif bagi perekonomian daerah sekaligus membantu menjaga stabilitas harga pangan. 

“Kehadiran industri perunggasan ini tidak hanya memperkuat ekspor, tetapi juga membantu menjaga stabilitas harga ayam dan telur di daerah,” ucapnya.

Chief Operating Officer PT Japfa Comfeed Indonesia, Arif Widjaja, menambahkan bahwa ekspor dari Kepri merupakan hasil kerja sama bilateral Indonesia-Singapura di bidang perdagangan produk peternakan. 

“Kami memastikan seluruh proses memenuhi standar internasional, sambil tetap memprioritaskan kebutuhan masyarakat lokal di Kepulauan Riau,” katanya.