periskop.id - Istilah teknokrat dan teknokrasi sering kali muncul dalam perbincangan politik dan pemerintahan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknokrat didefinisikan sebagai cendekiawan yang berkiprah dalam pemerintahan. 

Adapun menurut Britannica, teknokrasi adalah sebuah pendekatan di mana para pemimpin yang mengisi pemerintahan dipilih berdasarkan keahlian teknis. Pendekatan ini menekankan efisiensi serta penggunaan data dalam pengambilan keputusan.

Kata teknokrat dan teknokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekhne, yang berarti "keahlian". Namun, makna istilah ini memiliki sejarah dan asal-usul yang lebih mendalam, berakar dari sebuah gerakan sosial di Amerika Serikat.

Asal-usul Gerakan Teknokrasi

Menurut Wilton Ivie (1953), istilah "teknokrat" awalnya merujuk secara spesifik pada anggota organisasi Technocracy Inc., sebuah gerakan yang lahir di Amerika Serikat pada era Depresi Besar (sekitar 1930-an). Kelompok ini dipelopori oleh para teknisi, insinyur, dan ilmuwan. Mereka memiliki keyakinan bahwa masyarakat seharusnya diatur bukan oleh politisi, melainkan oleh para ahli teknik dan ilmuwan, dengan dasar pengukuran ilmiah dan efisiensi energi.

Pada awalnya, kata "teknokrat" digunakan secara eksklusif untuk menyebut anggota resmi dari organisasi tersebut, bukan sekadar orang pintar di pemerintahan. Namun, seiring waktu, makna istilah ini meluas.

Perbedaan Teknokrasi dan Meritokrasi

Konsep teknokrasi seringkali tumpang tindih dengan meritokrasi, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Meritokrasi adalah sistem di mana orang dipilih untuk memerintah berdasarkan keunggulan (merit), termasuk kemampuan yang patut dipuji, karakter, atau kualitas lainnya.

Di banyak negara, termasuk di Eropa dan Amerika, "teknokrat" kini merujuk pada pejabat atau akademisi yang masuk ke birokrasi atau pemerintahan karena kompetensi keahlian mereka, bukan karena basis politik atau popularitas. Bahkan, Uni Soviet kadang disebut sebagai pemerintahan teknokratis pertama di dunia karena banyak insinyur yang dipromosikan dengan cepat di Partai Komunis selama industrialisasi pada tahun 1930-an.