Periskop.id - Industri perkebunan kelapa sawit Indonesia memiliki peran yang sangat sentral dan multisektoral, mulai dari dominasi pasar global hingga penggerak pembangunan sosial di pedesaan. Hal ini terungkap dalam laporan yang dirilis oleh Ombudsman pada tahun 2024, yang menggarisbawahi berbagai manfaat strategis sektor sawit.
Laporan tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai raksasa sawit dunia. Industri ini memiliki porsi 55% dari total produksi minyak sawit global dan menguasai 52% dari total ekspor minyak sawit secara keseluruhan.
Kontribusi Makro dan Daya Serap Tenaga Kerja
Di tingkat ekonomi makro, sawit menjadi mesin utama penghasil devisa dan penyumbang produk domestik bruto (PDB) yang signifikan.
Sektor ini berkontribusi terhadap penerimaan ekspor sebesar US$29,75 miliar pada tahun 2022.
Kemudian, kontribusi sawit terhadap PDB Indonesia mencapai 3,76% pada tahun yang sama.
Perkebunan sawit juga berperan besar dalam mengatasi pengangguran. Laporan mencatat, industri ini menyerap total 16,2 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta melibatkan 2,5 juta rumah tangga pekebun dalam ekosistemnya.
Motor Pembangunan dan Ketahanan Nasional
Selain angka-angka makro, manfaat sawit terasa langsung di tingkat regional dan sosial. Ombudsman menyebut sawit sebagai motor penggerak perekonomian wilayah, terutama dalam membantu pengembangan infrastruktur dan aksesibilitas kawasan terpencil yang sulit dijangkau.
Di sisi sosial, industri ini berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan:
- Pengentasan kemiskinan di wilayah perkebunan.
- Peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat pedesaan.
Lebih lanjut, laporan tersebut menegaskan peran vital sawit dalam menjaga ketahanan nasional, dengan berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan energi. Kontribusi di sektor energi terutama datang dari program biodiesel, seperti B35, yang mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak mentah.
Tinggalkan Komentar
Komentar