periskop.id - Dalam praktiknya, perbedaan di antara keduanya sangat signifikan dan bisa menentukan hasil akhir dari strategi keuangan seseorang. Trading berfokus pada peluang jangka pendek dan fluktuasi harga harian, sementara investor memandang saham sebagai kepemilikan jangka panjang yang tumbuh seiring waktu. Tanpa memahami perbedaan mendasar ini, banyak orang justru terjebak pada keputusan emosional yang berujung pada kerugian.

Definisi Singkat Trading dan Investasi Saham

Investasi saham adalah kegiatan menanamkan uang ke perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia dan memperdagangkan sahamnya. Sifatnya pasif, artinya kamu tidak perlu terlibat langsung dalam menjalankan bisnis perusahaan tersebut. Kamu hanya menanamkan dana, sementara pengelolaan usaha sepenuhnya dilakukan oleh pihak perusahaan.

Trading saham adalah aktivitas jual beli saham dengan memanfaatkan naik-turunnya harga pasar setiap hari. Jika investasi saham cenderung santai dan pasif, trading justru lebih aktif. Sebagai trader, kamu perlu rutin memantau pergerakan pasar, menganalisis tren, dan menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham supaya bisa menghasilkan cuan.

Perbedaan Tujuan, Waktu, dan Strategi

Prinsip Trading vs Investasi Saham

Perbedaan utama antara investasi dan trading terletak pada prinsip yang digunakan. Investasi berpegang pada prinsip “buy and hold”, yaitu membeli aset lalu menyimpannya dalam jangka waktu tertentu. Investor biasanya menunggu nilainya naik seiring waktu, baik untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

Berbeda dengan trading yang memiliki prinsip “buy and sell”, yaitu membeli aset lalu menjualnya dalam waktu relatif singkat. Trading berfokus untuk mencari keuntungan dari selisih harga jual dan beli, sehingga trader lebih aktif memantau pergerakan pasar untuk menentukan waktu terbaik untuk melakukan transaksi.

Waktu Trading vs Investasi Saham

Trading berfokus pada keuntungan jangka pendek. Seorang trader melakukan jual dan beli beberapa kali dalam satu hari (day trading) atau menahan posisi selama beberapa hari hingga minggu (swing trading). Sebaliknya, investasi memiliki orientasi jangka panjang, biasanya berlangsung lebih dari tiga sampai lima tahun, bahkan bisa mencapai puluhan tahun.

Strategi Trading vs Investasi Saham

Investor saham umumnya berorientasi jangka panjang, mereka lebih mengandalkan analisis fundamental untuk menilai perusahaan. Analisis ini mencakup hal-hal penting, seperti laporan keuangan, kinerja bisnis, dan perkembangan saham dalam periode tertentu. Dengan memilih perusahaan yang memiliki fundamental kuat, risiko kerugian bisa lebih kecil.

Sementara itu, trader saham lebih sering menggunakan analisis teknikal untuk memantau pergerakan harga dalam jangka pendek. Trading sangat dipengaruhi oleh sentimen dan kondisi pasar, sehingga trader perlu jeli dan cepat dalam menganalisis setiap perubahan yang bisa berdampak pada harga saham.

Elemen Perlindungan Aset 

Trading dan investasi juga memiliki perbedaan dalam hal perlindungan aset. Investor cenderung lebih tenang karena aset yang dimiliki berasal dari perusahaan yang fundamentalnya kuat. Fluktuasi harga jangka pendek tidak terlalu berpengaruh, terutama bagi mereka yang berfokus pada investasi jangka panjang.

Dalam trading, perlindungan aset dilakukan menggunakan stop loss, yaitu istilah batas kerugian yang ditetapkan sejak awal. Fitur ini membantu para trader untuk membatasi potensi kerugiaan besar saat harga saham bergerak berlawanan dengan prediksi awal. Nilai saham sangat fluktuatif sehingga trader harus lebih waspada, sedangkan investor cenderung lebih tenang karena tidak terlalu berpengaruh perubahan harga jangka pendek.

Risiko dan Keuntungan dari Keduanya

Risiko

Keduanya sama sama memiliki resiko. Namun, resiko dalam berinvestasi saham lebih rendah dibandingkan dengan trading saham. Selain resikonya yang rendah, hasil dan keuntungan yang didapat dari investasi saham cenderung lebih rendah dibanding trading saham.

Dalam investasi, risiko bisa muncul karena nilai aset turun akibat kondisi ekonomi, kinerja perusahaan yang melemah, atau perubahan kebijakan. Namun, karena investasi bersifat jangka panjang, perubahan harga sementara biasanya tidak terlalu berpengaruh jika perusahaan memiliki fundamental yang kuat.

Di sisi lain, trading memiliki risiko lebih tinggi karena dilakukan dengan waktu yang singkat dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan serta sentimen pasar. Harga saham bisa berubah dengan cepat sehingga trader harus siap menghadapi kerugian jika keputusan jual belinya kurang tepat.

Keuntungan

Investasi maupun trading sama-sama berpeluang memberikan keuntungan besar, tetapi sumber dan besarnya keuntungan tentu berbeda. Dalam investasi saham, kamu bisa memperoleh profit dari berbagai sumber, seperti dividen yang dibagikan secara rutin, bonus saham, dan potensi kenaikan nilai saham.

Di sisi lain, trading saham menghasilkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli (capital gain). Besarnya keuntungan sangat bergantung pada pergerakan pasar dan strategi yang digunakan.

Contoh Skenario: Trader vs Investor

Dalam dunia pasar saham, ada dua tipe pelaku utama yang sering dibandingkan, yaitu trader dan investor. Keduanya sama-sama membeli saham, tetapi memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, strategi, dan jangka waktu investasi. Untuk memahami perbedaannya dengan lebih jelas, berikut contohnya.

Trading Berfokus pada Keuntungan Jangka Pendek

Dimas adalah seorang trader aktif. Ia membeli saham PT ABC seharga Rp5.000 per lembar setelah melihat adanya potensi kenaikan harga dari analisis teknikal yang ia lakukan. Beberapa hari kemudian, harga saham naik menjadi Rp5.300. Melihat peluang tersebut, Dimas segera menjual sahamnya dan memperoleh keuntungan sebesar Rp300 per lembar.

Sebagai trader, Dimas selalu memantau pergerakan harga setiap hari dan mengambil keputusan dengan cepat. Ia menggunakan berbagai alat analisis teknikal seperti grafik harga dan indikator tren untuk menentukan waktu terbaik membeli atau menjual saham. Tujuannya jelas mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat, baik itu hitungan hari maupun minggu.

Investor Membangun Nilai Jangka Panjang

Berbeda dengan Dimas, Rina memilih menjadi seorang investor. Ia membeli saham PT DEF dengan harga Rp2.000 per lembar karena percaya bahwa perusahaan tersebut memiliki fundamental yang kuat dan prospek bisnis yang cerah. Rina berencana untuk menahan saham tersebut selama lima hingga sepuluh tahun, sambil menikmati dividen tahunan dan potensi kenaikan harga saham di masa depan.

Sebagai investor, Rina tidak terlalu mempedulikan fluktuasi harga harian. Fokus utamanya adalah pertumbuhan nilai jangka panjang dan stabilitas perusahaan. Ia mengandalkan analisis fundamental, seperti laporan keuangan, manajemen perusahaan, dan tren industri untuk menentukan pilihan investasinya.

Keduanya sama-sama bisa memberikan keuntungan, tetapi memerlukan pendekatan dan mentalitas yang berbeda. Trader membutuhkan ketelitian dan kecepatan mengambil keputusan, sedangkan investor membutuhkan kesabaran dan keyakinan terhadap kinerja jangka panjang perusahaan.

Tips Menentukan Mana yang Cocok untuk Kamu

Bagi pemula, investasi online lewat reksa dana bisa jadi pilihan yang tepat. Reksa dana menawarkan berbagai tingkat risiko dari yang rendah dan relatif aman hingga yang lebih tinggi dengan potensi keuntungan yang juga lebih besar.

Selain itu, pilih instrumen dengan risiko rendah seperti reksa dana pasar uang agar kamu bisa belajar tanpa tekanan besar. Sebelum mulai, pahami dulu dasar dasar investasi mulai dari cara kerja instrumen, potensi keuntungan, hingga risikonya. 

Tentukan juga tujuan finansialmu, apakah untuk dana darurat, pendidikan, atau tabungan masa depan. Gunakan dana yang memang siap diinvestasikan, bukan uang kebutuhan harian, dan jangan lupa untuk menyebar investasi di beberapa instrumen agar resikonya lebih kecil. Hal terpenting adalah sabar dan konsisten karena hasil dari investasi tidak datang dalam semalam, tetapi melalui proses jangka panjang.