periskop.id - Rupiah pada perdagangan Selasa (18/11/2025) sore ditutup melemah 15 poin ke level Rp16.751, setelah sebelumnya sempat melemah hingga 35 poin dari penutupan sebelumnya di Rp16.736. Kinerja rupiah mengikuti tren penguatan indeks dolar AS yang berada di level 1811,25.
“Rupiah sore ini ditutup melemah di level Rp16.751 dari penutupan sebelumnya Rp16.736. Pergerakan ini terjadi setelah sebelumnya sempat melemah 35 poin,” ujar Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi, Selasa (18/11).
Dari eksternal, Ibrahim menilai pelaku pasar masih mencari pandangan terkait arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) setelah berakhirnya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, yang menunda publikasi beberapa data ekonomi resmi. Beberapa pejabat The Fed, termasuk Presiden The Fed Atlanta Bostic dan Presiden The Fed Kansas City Schmid, menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi atau memberi sinyal dukungan untuk mempertahankan suku bunga tetap.
Data penggajian nonpertanian AS untuk bulan September, yang akan dirilis Kamis, diperkirakan menjadi indikator terbaru pasar tenaga kerja sebelum pertemuan The Fed 10-11 Desember.
“CME Fedwatch menunjukkan pasar memberi peluang 42,4% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin dan peluang 57,6% untuk mempertahankan suku bunga,” ulas Ibrahim.
Sementara itu, Ukraina meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal jarak jauh terhadap pembangkit listrik dan infrastruktur di wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia. Serangan semalam merusak dua pembangkit listrik tenaga termal, menyebabkan banyak permukiman tanpa listrik.
Di dalam negeri, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia melambat. Per Oktober 2025, ULN tercatat USD424,4 miliar, menurun dibandingkan posisi Juli 2025 sebesar USD432,3 miliar. ULN pemerintah pada Kuartal III-2025 tercatat tumbuh 2,9% (yoy), melambat dibandingkan 10% pada Kuartal II-2025.
“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap PDB yang turun menjadi 29,5% pada Kuartal III-2025, serta dominasi utang jangka panjang yang mencapai 86,1% dari total ULN,” tambah Ibrahim Assuaibi.
Tinggalkan Komentar
Komentar