periskop.id - Direktur Program Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Eisha Maghfiruha Rachbini menilai perombakan kabinet yang dilakukan pemerintah seharusnya diarahkan untuk memperkuat kredibilitas kebijakan fiskal. Menurutnya, langkah ini penting agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Reshuffle diharapkan dapat memberikan dampak pada kinerja ekonomi, dengan menjalankan program-program prioritas secara efektif dan tepat sasaran,” ujar Eisha dikutip dari Antara, Rabu (10/9). 

Ia menambahkan, tantangan terbesar adalah mengembalikan kepercayaan publik dan pasar di tengah ketidakpastian global.

Eisha menilai Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, perlu meninjau kembali kelayakan dan kapasitas fiskal dalam menjalankan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Evaluasi struktur belanja pemerintah, pemerataan fiskal antara pusat dan daerah, serta pemenuhan alokasi dana pendidikan 20% menjadi poin penting yang harus diperhatikan. 

Dana tersebut, kata dia, seharusnya difokuskan pada peningkatan infrastruktur pendidikan, kualitas pengajaran, dan kesejahteraan guru. Selain itu, Eisha mendorong pemerintah memiliki strategi jelas untuk meningkatkan rasio pajak dan mengurangi beban utang. 

“Ini melalui upaya mendorong produktivitas terutama di sektor riil yang memiliki magnitude dan dampak berganda luas, sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan fiskal harus diarahkan pada program yang mampu memberi stimulus pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat sektor produktif. 

“Kalau memang program prioritas tidak visibel secara anggaran, kenapa mesti dijalankan dan dipaksakan?” ujarnya.

Sementara itu, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memberikan masukan agar Menkeu Purbaya berani menerapkan disiplin fiskal dan melakukan refocusing anggaran untuk tahun 2026. 

Ia juga menekankan pentingnya memperbaiki manajemen utang, memberantas ekonomi bawah tanah (underground economy), serta berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan publik.

“Apa yang terucap akan dicatat oleh investor. Jangan overpromise, overconfident, atau oversimplify, karena pasar akan mempertanyakan kredibilitasnya. Selain itu, Menkeu bersama para wakilnya harus bergerak sebagai satu tim dalam penyusunan kebijakan fiskal,” kata Wijayanto.