periskop.id - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia meluncurkan Panduan Pembelajaran STEM dan 109 buku interaktif bertema STEM sebagai bagian dari upaya memperkuat pendidikan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika di seluruh jenjang sekolah dasar dan menengah. 

Langkah ini menjadi tonggak penting dalam membangun generasi yang siap menghadapi tantangan global berbasis teknologi.

“Penguasaan STEM sangat penting untuk membentuk generasi yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi era teknologi,” ujar Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti kepada Antara, Rabu (24/9). 

Ia menekankan bahwa keterampilan teknologi akan menjadi penentu masa depan, dan sains berperan vital dalam mempersiapkan siswa menghadapi dunia yang semakin terhubung dan berbasis digital.

Mu’ti menambahkan bahwa penguatan pendidikan sains sejalan dengan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya pilar keempat dari visi Nawa Cita dan Astacita, yaitu membangun talenta kelas dunia melalui pendidikan, sains, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. 

“Untuk mempersiapkan masyarakat teknokratis, kita harus mulai sekarang dengan membangun budaya berbasis pengetahuan dan memperkuat keterampilan yang relevan,” katanya.

Lebih dari sekadar teori, Mu’ti menekankan bahwa pembelajaran sains juga menyentuh aspek karakter dan spiritualitas. 

“Belajar sains bukan hanya soal konsep. Ini juga mengenalkan anak pada kesadaran transendental, membentuk karakter, dan membantu mereka menjalani hidup yang sederhana dan penuh makna,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya mengaitkan sains dengan pengalaman nyata agar siswa tidak hanya menjadi ilmuwan yang kompeten, tetapi juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Integrasi antara pengetahuan dan kehidupan sehari-hari menjadi kunci dalam membentuk generasi ilmuwan yang berintegritas.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, Kementerian telah merilis Panduan Pembelajaran STEM dan menyediakan 109 buku interaktif yang dapat diakses publik melalui buku.kemendikdasmen.go.id/buku-stem. Materi ini dirancang untuk memperluas akses terhadap sumber belajar STEM yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Kepala BSKAP, Toni Toharudin, menyatakan bahwa kehadiran sumber daya baru ini diharapkan dapat mempercepat adopsi pembelajaran STEM secara nasional. 

“Kami ingin siswa Indonesia lebih siap menghadapi tuntutan masa depan melalui pendekatan pembelajaran yang kontekstual dan berbasis teknologi,” ujarnya.