periskop.id - Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengambil langkah nyata dalam pencegahan kanker serviks, khususnya bagi perempuan prasejahtera. Melalui program layanan pap smear gratis, perusahaan ini berupaya meratakan akses kesehatan sekaligus meningkatkan kesadaran pentingnya deteksi dini.

Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, Karina Zulkarnaen, menegaskan bahwa kesehatan adalah fondasi utama bagi keluarga dan masyarakat yang tangguh. 

"Melalui program pap smear gratis, kami ingin memberikan akses kesehatan yang merata sekaligus mendorong perempuan Indonesia untuk peduli pada kesehatan reproduksinya," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (16/9).

Karina menambahkan, kesehatan perempuan memiliki peran strategis dalam membentuk generasi masa kini dan masa depan yang lebih baik. Hal ini tak lepas dari posisi perempuan sebagai pendidik pertama bagi anak-anak sekaligus penggerak ekonomi keluarga.

Prudential menggelar pemeriksaan pap smear gratis untuk 36 perempuan prasejahtera di Desa Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi bagian dari program Desa Maju Prudential (DMP) yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Inisiatif ini juga sejalan dengan komitmen keberlanjutan perusahaan dalam kerangka ESG (Environmental, Social, and Governance), khususnya pada aspek sosial dan kesehatan. Prudential Indonesia ingin berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih sehat melalui langkah preventif.

Selain itu, program ini mendukung Gerakan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim yang digagas pemerintah, serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pilar ketiga tentang kesehatan dan kesejahteraan, yang menekankan akses universal terhadap layanan kesehatan reproduksi.

Urgensi program ini semakin jelas jika melihat data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) tahun 2022 yang mencatat 36.964 kasus baru kanker serviks di Indonesia dengan 20.706 kematian. 

Kementerian Kesehatan RI menyebut kanker serviks sebagai kanker terbanyak kedua di Indonesia, dan ironisnya sekitar 70% kasus baru terdeteksi pada stadium lanjut, sehingga risiko kematian meningkat signifikan.