periskop.id - Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi sebuah negara didukung oleh dua instrumen kebijakan utama, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Meskipun keduanya bertujuan sama, yaitu mencapai stabilitas harga, lapangan kerja penuh, dan pertumbuhan yang stabil, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam pelaksanaannya.
Kebijakan Fiskal
Melansir dari Media Keuangan Kementerian Keuangan, kebijakan fiskal dikelola oleh pemerintah dan berfokus pada anggaran negara (APBN) serta perpajakan. Istilah "fiskal" berasal dari kata Latin fiscus, yang merujuk pada kekuasaan keuangan di zaman Romawi kuno. Di Indonesia, wewenang penuh atas kebijakan fiskal berada di tangan Presiden dan didelegasikan kepada Menteri Keuangan.
Kebijakan fiskal berperan penting dalam memengaruhi transaksi di masyarakat, salah satunya melalui insentif pajak. Misalnya, pemerintah dapat memberikan Insentif Pajak Penghasilan (PPh) Final bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang membuat harga jual produk mereka lebih terjangkau. Selain itu, ada juga insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah untuk pembelian properti, sehingga harga rumah bisa menjadi lebih murah bagi masyarakat.
Selain dari sisi pendapatan (pajak), kebijakan fiskal juga bisa diterapkan dari sisi belanja melalui stimulus seperti penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik untuk pembangunan.
Kebijakan Moneter
Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter dikendalikan oleh bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI). Kebijakan ini berfokus pada pengaturan jumlah uang yang beredar dan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan harga.
Contoh konkretnya, saat inflasi meningkat dan harga-harga barang naik, BI dapat menaikkan suku bunga acuan. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengendalikan laju inflasi.
Perbedaan Utama
Secara garis besar, perbedaan utama antara kebijakan fiskal dan moneter terletak pada pelaksananya dan fokusnya:
- Pelaksana: Kebijakan fiskal dibuat oleh pemerintah (Kementerian Keuangan), sementara kebijakan moneter dibuat oleh bank sentral (Bank Indonesia).
- Fokus: Kebijakan fiskal fokus pada anggaran dan pajak, sedangkan kebijakan moneter berfokus pada pengendalian uang beredar dan suku bunga.
Kedua kebijakan ini bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan makroekonomi nasional.
Tinggalkan Komentar
Komentar