Periskop.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong transformasi digital dalam transaksi di pasar-pasar melalui Lomba Digitalisasi Pasar Jakarta yang melibatkan 20 pasar percontohan yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya. Ajabg ini didukung oleh lima perbankan kredibel dalam aspek digitalisasi sistem keuangan.

Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati dalam keterangan di Jakarta, Selasa (22/7), mengatakan, digitalisasi pasar bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan.

"Pasar adalah jantung kehidupan kota, tempat bertemunya ekonomi dan budaya masyarakat. Digitalisasi akan menjadikan pasar lebih inklusif dan efisien, tanpa meninggalkan akar budayanya," ujarnya.

Dia menyampaikan, data dari OJK menunjukkan, akses masyarakat terhadap layanan keuangan kini cukup tinggi. Namun literasi keuangan masih belum mumpuni.

Karena itu, transformasi digital menjadi kunci untuk mendorong transaksi yang lebih aman, transparan dan mampu memberantas praktik pembiayaan ilegal.

Melalui lomba ini, Pemprov DKI Jakarta ingin mendorong pertumbuhan UMKM berbasis digital dan menciptakan kompetisi sehat antarbank demi masa depan pasar yang lebih kuat dan mandiri.

"Lomba ini menjadi langkah konkret menuju Jakarta yang lebih digital, inklusif, dan kompetitif secara global," lanjutnya. 

Adapun dalam lomba tersebut, sebanyak 20 pasar dari tiga kelas berbeda dipilih sebagai percontohan. Pasar-pasat ini akan dinilai dari dua aspek, yaitu Aspek Pasar dan Aspek Digitalisasi Perbankan.

Untuk aspek perbankan, penilaian mencakup program literasi terbaik dan teraktif, akses keuangan terbaik, dan digitalisasi keuangan yang masif. Tiga pasar terbaik dari masing-masing kelas (Tipe A, B dan C) akan dinobatkan sebagai pemenang.

"Inisiatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi 133 pasar lainnya dari total 153 pasar di DKI Jakarta serta mendorong pasar-pasar lain di Indonesia untuk ikut bertransformasi ke arah digital," kata Suharini.

Ke-20 pasar peserta Lomba Digitalisasi Pasar Jakarta 2025 yang terbagi dalam tiga kelas, yakni Kelas Pasar A meliputi Pasar Mayestik, Pasar Senen Blok III, Pasar Jatinegara, Pasar Kramat Jati, Pasar Perumnas Klender, Pasar Baru Metro Atom dan Pasar Tomang Barat.

Kemudian Kelas Pasar B, yakni Pasar Koja Baru, Pasar Sunter Podomoro, Pasar Teluk Gong, Pasar Cengkareng, Pasar Pademangan Timur, dan Pasar Santa.

Terakhir, Kelas Pasar C meliputi Pasar Lenteng Agung, Pasar Tebet Barat, Pasar Tebet Timur, Pasar Ganefo, Pasar Gondangdia, Pasar Pondok Bambu dan Pasar Johar Baru.

Copet dan Premanisme

Sementara itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan digitalisasi dalam transaksi keuangan bisa mengurangi copet dan aksi premanisme di masyarakat termasuk di pasar-pasar.

"Kalau digitalisasi (transaksi keuangan) ini jalan, maka copet akan berkurang. Preman perlahan-lahan akan hilang. Sudah pasti," kata dia di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa.

Selain itu, imbuhnya, digitalisasi dalam transaksi keuangan juga meningkatkan transparansi dan memudahkan masyarakat. "Semakin maju orang menggunakan digital maka yang namanya copet itu juga akan berkurang," tuturnya. 

Berkaca pada manfaat penerapan digitalisasi di sektor keuangan itulaj, kata Pramono, Pemprov DKI Jakarta mengadakan lomba digitalisasi di pasar yang melibatkan 20 pasar di lima wilayah kota administrasi Jakarta.

"Lomba digitalisasi ini saya yakin akan memberikan manfaat yang banyak, terutama bagi para pedagang, bagi para pembeli, dan tentunya bagi pemerintah Jakarta, transparansi itu akan semakin terbentuk," serunya. 

Pramono mengatakan, adanya lomba digitalisasi pasar juga dapat membuat perbankan ikut berkompetisi melakukan literasi digital di pasar-pasar yang ada di Jakarta.

Lomba ini melibatkan lima bank, meliputi Bank Jakarta, Mandiri, BCA, BRI dan BNI. "Saya mengharapkan lomba digitalisasi pasar ini benar-benar akan membuat gairah pasar-pasar di Jakarta hidup," ujar Pramono.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan Widiyanto mengatakan, lomba digitalisasi pasar ini bertujuan mendorong literasi keuangan di kalangan pedagang pasar, mempercepat masuknya pedagang pasar ke ekosistem perbankan dan digital.

Kemudian, menjadikan transaksi lebih aman dan nyaman, mempermudah pedagang untuk mengakses pembiayaan dari bank mitra dan meningkatkan kebersihan dan kenyamanan pasar.

Adapun aspek yang dinilai dalam perlombaan ini aspek pasar dan digitalisasi perbankan. Dia berharap lomba ini tidak hanya dapat meningkatkan literasi digital di kalangan pedagang pasar, tetapi juga untuk membangun pasar yang lebih tertib, modern dan efisien dalam pengelolaan maupun pelayanannya.

Dengan begitu sehingga dapat tercipta sinergi antara tradisi dan teknologi, antara kearifan lokal dan kemajuan zaman serta dapat menjadikan pasar tradisional sebagai pusat ekonomi rakyat yang tangguh dan berkelanjutan.

"Mari bersama-sama kita sukseskan lomba digitalisasi pasar ini sebagai momentum kebangkitan pasar tradisional yang inklusif dan berdaya saing," kata Agus.