periskop.id - Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, menargetkan pertumbuhan hingga 8% dengan mengandalkan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, ekspansi fiskal yang terukur, serta reformasi struktural.
Ia menilai stagnasi pertumbuhan di kisaran 5% selama dua dekade terakhir adalah tanda perlunya perubahan arah kebijakan, baik di sisi fiskal maupun moneter, agar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah.
Menkeu ‘koboi’ ini pun menyiapkan langkah konkret dengan menghidupkan dua mesin utama ekonomi, fiskal dan moneter.
Salah satu kebijakan awalnya adalah menginjeksi Rp200 triliun ke sistem perekonomian dari dana pemerintah yang tersimpan di Bank Indonesia, dengan koordinasi agar likuiditas tersebut tidak langsung diserap kembali oleh bank sentral.
Strategi ini diharapkan mampu mempercepat belanja pemerintah, menggerakkan sektor riil, dan memulihkan kepercayaan pasar dalam waktu 2–3 bulan.
“Biasanya sih ke ekonomi ini dua bulan, tiga bulan kelihatan. Tapi kalau pertumbuhan dengan kredit seharusnya satu bulan sudah kelihatan. Tapi yang jelas, perbankan lagi gelisah untuk menyalurkan uang ke sistem perekonomian. Market tahu, para pelaku ekonomi tahu, para deposan sudah mulai merasakan, para pemilik perusahaan sudah merasakan. Pasti ditawarin mau nggak kredit, mau nggak kredit. Itu dirasakan oleh pelaku ekonomi keseluruhan,” ungkapnya.
Kebijakan ini bahkan bukan hal baru di mana sudah pernah dilakukan pada tahun 2021 dan menjadi stimulus peningkatan kredit dan peredaran uang.
Ia pun yakin hal ini bisa berulang karena perilaku sistem ekonomi cenderung konsisten selama pelaku-pelaku utamanya masih sama. Respons terhadap stimulus akan berulang, kecuali terjadi perubahan besar dalam kebiasaan atau bergesernya generasi pelaku ekonomi.
“Saya tidak optimis tapi biasanya perilaku dari sistem perekonomian nggak berubah. Ini kan masih pelaku-pelaku sama dalam 10 tahun terakhir. Jadi kemungkinan besar responnya akan sama,” pungkasnya.
Dengan kombinasi kebijakan ekspansif, reformasi perpajakan, dan penguatan koordinasi fiskal-moneter, Purbaya diharapkan bisa membuka babak baru ekonomi Indonesia yang lebih inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Tinggalkan Komentar
Komentar