periskop.id - Penyakit Alzheimer selama ini dikenal sebagai salah satu bentuk demensia yang paling umum dan progresif. Kondisi ini ditandai dengan penurunan fungsi kognitif, hilangnya memori, hingga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa langkah sederhana seperti berjalan kaki bisa memberi dampak signifikan.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer’s & Dementia menemukan bahwa berjalan kaki setidaknya 5.000 langkah per hari dapat memperlambat perkembangan Alzheimer. Temuan ini memberikan harapan baru bagi upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit neurodegeneratif tersebut.
“Berjalan kaki adalah aktivitas fisik yang murah, mudah, dan bisa dilakukan hampir semua orang. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa bahkan jumlah langkah yang relatif rendah sudah memberi manfaat,” kata salah satu peneliti, dilansir ScienceAlert.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan memantau ribuan partisipan dengan risiko Alzheimer. Mereka menemukan bahwa individu yang rutin berjalan kaki lebih dari 5.000 langkah per hari memiliki penurunan fungsi kognitif yang lebih lambat dibandingkan mereka yang kurang aktif.
Secara biologis, aktivitas fisik seperti berjalan kaki membantu meningkatkan aliran darah ke otak, memperbaiki metabolisme sel saraf, dan mengurangi peradangan. Faktor-faktor ini diyakini berperan penting dalam memperlambat kerusakan otak akibat Alzheimer.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa lebih dari 55 juta orang di dunia hidup dengan demensia, dan Alzheimer menyumbang sekitar 60–70% dari kasus tersebut. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 139 juta pada tahun 2050 seiring bertambahnya populasi lansia.
Selain itu, penelitian lain yang melibatkan lebih dari 226.000 orang di seluruh dunia menemukan bahwa berjalan kaki 4.000 langkah per hari sudah cukup untuk menurunkan risiko kematian akibat penyakit apapun. Menambahkan 1.000 langkah lagi (menjadi 5.000 langkah) mampu mengurangi risiko kematian dini hingga 15%.
Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa berjalan kaki bukanlah obat untuk Alzheimer. Aktivitas ini lebih tepat dipandang sebagai strategi pencegahan dan pendukung terapi, yang harus dikombinasikan dengan pola makan sehat, tidur cukup, serta stimulasi mental.
Faktor gaya hidup memang berperan besar. Studi dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa kebiasaan buruk seperti kurang tidur, malas bergerak, dan pola makan tidak sehat dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Dengan demikian, berjalan kaki menjadi salah satu cara sederhana untuk melawan faktor risiko tersebut.
Temuan ini memperkuat pesan bahwa menjaga kesehatan otak tidak selalu membutuhkan intervensi medis yang rumit.
                                                    
                                                            
                        
                        
Tinggalkan Komentar
Komentar