Periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya menyampaikan pandangan optimis dan tegas mengenai ketahanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak global. Dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Jakarta, Menkeu menyoroti peran dominan permintaan domestik (domestic demand) sebagai penentu arah pertumbuhan ekonomi nasional.

Purbaya menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi sebagai komponen utama permintaan domestik dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berperan penting dalam mengurangi ketergantungan pada ekonomi global.

Menkeu Purbaya menjelaskan, dampak dari faktor luar terhadap konsumsi dalam negeri sangat kecil.

“Kekuatan domestic demand kita hanya dipengaruhi global sekitar 10%,” ungkapnya.

Bila ditambah dengan faktor permintaan luar negeri, yakni eskpor, maka bobot pengaruh global jadi lebih besar. Meski begitu, total pengaruh dari global tetap relatif kecil.

“Kalau (ditambah) ekspor mungkin 20%. Let say 20%, kita masih 80% menguasai arah ekonomi kita,” jelas Purbaya.

Dengan proporsi permintaan domestik yang mencapai sekitar 80% dari total ekonomi, Menkeu menekankan bahwa arah dan nasib pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar berada di tangan pemangku kepentingan dalam negeri. Pernyataan ini sekaligus menjadi penekanan agar kebijakan fiskal dan moneter dioptimalkan secara mandiri.

“Jadi saya selalu bilang, Nasib kita ada di tangan kita sendiri, kalau kita susah, salah kita sendiri, karena 80% di tangan kita,” kata Purbaya dengan optimis.

Pernyataan Menkeu sejalan dengan data historis PDB Indonesia. Jika hanya menghitung konsumsi rumah tangga dan investasi tanpa konsumsi pemerintah, keduanya secara konsisten menyumbang lebih dari 80% PDB. Porsi ini jauh lebih besar dibandingkan negara maju yang lebih bergantung pada ekspor.

Adapun rincian data perbandingan konsumsi rumah tangga dan PMTB terhadap PDB Indonesia dalam lima tahun terakhir, yakni sebesar berikut:

PengeluaranAtas Dasar Harga Berlaku (Rp Triliun)Persentase
2020202120222023202420202021202220232024
Konsumsi Rumah Tangga8.900 9.236 10.162 11.110 11.965 57,63%54,40%51,88%53,18%54,04%
Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB)4.897 5.228 5.697 6.091 6.453 31,71%30,79%29,08%29,15%29,15%
Total13.797 14.464 15.859 17.200 18.417 89,34%85,20%80,96%82,33%83,19%
PDB15.443 16.977 19.589 20.892 22.139  

Dengan kondisi ini, intervensi kebijakan fiskal dan moneter domestik, seperti penggelontoran dana Rp200 triliun ke Bank Himbara dan upaya penurunan suku bunga pinjaman yang baru-baru ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang maksimal tanpa perlu terlalu khawatir terhadap perlambatan ekonomi global.